TEMPO.CO, Vatikan - Paus Fransiskus mengkritik Eropa yang tidak peduli dan mematikan nuraninya terhadap penderitaan para pengungsi yang sedang berjuang menyelamatkan diri mereka. Paus menyampaikan kritik pedasnya itu saat memimpin ibadah Jumat Agung di Vatikan, 25 Maret 2016.
"O Salib Kristus, hari ini kami melihatmu di laut Mediterania dan Aegean yang menjadi pemakaman yang tak terpuaskan, refleksi dari ketidakpedulian kami dan mematikan nurani," kata Paus Fransiskus.
Paus 79 tahun ini menyerukan agar masyarakat internasional membuka pintu mereka untuk para pengungsi dan melawan sikap xenophobia.
Baca juga: Kamp Pengungsi Timteng 'Idomeni' Lebih Buruk daripada Kamp Nazi
Kritik pedas Paus Fransiskus secara khusus ditujukan kepada Uni Eropa dan Turki yang sepakat menutup pintu bagi para pengungsi. Saat itu, pengungsi baru saja mendarat di Yunani.
Selain mengkritik perlakuan masyarakat internasional terhadap para pengungsi, Paus Fransiskus mengecam para pastor pedofil, pedagang senjata, dan kaum fundamentalis. Paus menyebut para pastor pedofil sebagai pengkhianat iman. Pada Maret ini, seorang uskup di Prancis dipecat setelah terbukti melakukan pelecehan seksual.
Dalam ibadah Jumat Agung yang diikuti puluhan ribu umat Katolik, Paus Fransiskus mengecam aksi teror bom bunuh diri di Brussels, Belgia. "Tindakan teroris yang diikuti para pengikutnya telah mencemarkan nama Tuhan dengan menggunakan kitab suci untuk membenarkan kejahatan mereka."
Ibadah Jumat Agung dirayakan umat Katolik sedunia untuk memperingati hari kematian Yesus. Kebangkitannya dirayakan pada hari Minggu atau Paskah, 27 Maret 2016.
RAWSTORY.COM | FOX NEWS | MARIA RITA