TEMPO.CO, Nusa Dua - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menekankan pentingnya kerja sama untuk mengatasi arus pengungsi dan pencari suaka dalam kunjungan kehormatan perwakilan badan pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa, United Nations High Comissioner for Refugees (UNHCR).
“Sebagai negara transit, Indonesia menghargai peran dan dukungan UNHCR terhadap penanganan pengungsi,” kata Retno usai menerima Asisten Komisioner UNHCR bidang Perlindungan Volker Turk di Bali International Convention Center (BICC), Bali, Selasa, 22 Maret 2016. Di sela-sela persiapan The Sixth Ministrial Conference Bali Process.
Bali Process ke-6, kata Retno, khusus mengangkat isu penyelundupan dan perdagangan manusia yang timbul akibat pergerakan imigran dan pengungsi yang tak merata. Dia menekankan pentingnya solus dan mekanisme komprehensif untuk mengantisipasi isu tersebut.
Pertemuan Retno dan Turk itu juga dimaksudkan untuk mencari akar masalah peredaran imigran, baik di negara yang terdampak langsung maupun kawasan internasional sekitarnya. “Penyelesaiannya akan didasari prinsip ‘berbagi beban dan tanggung jawab’,” kata Retno.
Trunk sendiri berpendapat bahwa masalah yang dihadapi Indonesia serupa dengan yang terjadi di Eropa. “Pengungsi dari Timur Tengah datang dalam jumlah besar ke Eropa. Di Indonesia, juga kedatangan pengungsi Myanmar,” ujar Turk usai pertemuan tersebut.
Seperti kata Trunk, pada Mei 2015, Indonesia didatangi sedikitnya 1.800 orang warga Myanmar dan Bangladesh yang mengungsi ke Aceh Utara, karena konflik domestik mereka. Dari data UNHCR hingga Januari 2016, terdapat total 13.829 pengungsi dan pencari suaka asal 44 negara di Indonesia. Dari jumlah tersebut 7.560 di antaranya adalah pencari suaka dan 6.269 pengungsi.
Menurut data yang diambil hingga Februari 2016 tersebut, Indonesia menyediakan 13 rumah detensi imigrasi yang tersebar di seluruh Indonesia sebagai penampungan. Meskipun Indonesia bukanlah negara pihak dalam Konvensi Pengungsi 1951 dan protokol 1967.
Bali Process ke-6 dihadiri 44 dari total 47 negara anggota, serta sejumlah organisasi internasional, di antaranya Komisioner Tinggi PBB urusan pengungsi (UNHCR), Organisasi Migrasi International (IOM), serta kantor PBB untuk urusan obat-obatan dan kejahatan lintas negara (UNODC).
Dikonfirmasi ulang oleh Tempo, terdapat 17 orang Menteri dan 6 Wakil Menteri yang akan hadir di pertemuan tingkat menteri, Rabu besok. Menlu RI Retno Marsudi dan Menlu Australia Julie Bishop akan memimpin pertemuan tersebut.
YOHANES PASKALIS