TEMPO.CO, Kinsasa - Presiden Burundi Pierre Nkurunziza dan para pemimpin oposisi telah sepakat mengadakan pembicaraan untuk mengakhiri krisis yang berlangsung selama 10 bulan. Keterangan tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon, sebagaimana diwartakan Al Jazeera, Selasa, 23 Februari 2016.
Seusai bertemu dengan Nkurunziza dan pemimpin oposisi, Ban mengatakan semua pihak setuju melakukan dialog terbuka dan Presiden mengkofirmasi bahwa dia ikut dalam dialog politik tersebut.
"Pemimpin politik Burundi harus siap menunjukkan keberaniannya dan percaya diri bahwa mereka bisa melakukan proses politik yang kredibel," ucap Ban.
Belum begitu jelas siapa saja kelompok penentang Nkurunziza yang akan menghadiri dialog politik tersebut. Sebab, sebagian masih ada yang berada di pengasingan, di penjara, dan angkat senjata.
Ban telah bertemu dengan kedua belah pihak, baik pemerintah maupun politikus oposisi pada Senin, 22 Februari 2016, sebelum mengadakan pembicaraan dengan Nkurunziza pada Selasa pagi, 23 Februari 2016, waktu setempat.
Selanjutnya, Ban meninggalkan Burundi menuju Republik Demokratik Kongo untuk kunjungan kedua di negara Afrika. Ban juga akan melawat ke Sudan Selatan, negeri yang terkoyak akibat perang saudara sejak Desember 2013.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN