TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin sayap politik YPG membantah bahwa kelompoknya berafiliasi dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) menjadi otak serangan bom Ankara. YPG merupakan milisi Kurdi Suriah yang didukung Amerika Serikat dalam memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah Utara.
YPG juga menyatakan bahwa Turki telah menggunakan serangan bom tersebut sebagai pembenaran untuk meningkatkan pertempuran di Suriah utara.
Sebelumnya, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menuduh pemberontak Kurdi Suriah bekerja sama dengan milisi Kurdi di Turki mendalangi serangan bom mobil bunuh diri yang menewaskan 28 orang di ibukota Ankara.
"Kami benar-benar menyangkal itu. Davutoglu sedang mempersiapkan untuk sesuatu yang lain karena mereka menembaki kami seperti yang Anda tahu selama seminggu terakhir," kata Saleh Muslim, salah satu pemimpin YPG, kepada Reuters melalui telepon.
Turki mengatakan penembakan ke posisi YPG adalah respon, layaknya tembakan pada musuh yang datang melintasi perbatasan Turki, sesuatu yang Muslim juga sangkal. "Saya dapat meyakinkan Anda bahkan tidak satu peluru ditembakkan oleh YPG ke Turki. Mereka (YPG) tidak menganggap Turki sebagai musuh," ujar Muslim.
Sementara itu salah satu pimpinan PKK, Cemil Bayik, dikutip dari laman Reuters mengatakan ia tidak tahu siapa yang bertanggung jawab atas serangan bom Ankara. Tapi serangan itu, bisa jadi adalah pembantaian pada Kurdistan, merujuk pada wilayah Kurdi yang mencakup bagian dari Turki, Suriah, Irak dan Iran.
Korban tewas akibat serangan bom mobil di ibukota Turki Ankara dilaporkan telah mencapai 28 orang.
REUTERS | MECHOS DE LAROCHA