TEMPO.CO, Jakarta - Bangkok - Pemerintah Thailand meluncurkan kampanye pada Kamis, 4 Februari 2016, mendesak warganya untuk menggunakan kondom sebagai perlindungan dalam memerangi HIV dan kehamilan di usia muda.
Kampanye peringatan bahaya seks pranikah tersebut dilakukan dalam rangka menyambut hari Valentine yang jatuh pada 14 Februari. Penekanannya adalah pada penggunaan kondom sebagai upaya perlindungan dan pencegahan.
"Remaja, terutama, tidak harus malu membeli kondom," kata Thongchai Lertvilai Rattanapong dari Departemen Kesehatan Masyarakat, dikutip dari laman Reuters, 4 Februari 2016.
Menurut Rattanapong, masyarakat juga harus bisa menerima jika gadis remaja membeli kondom. "Ini lebih baik daripada lebih banyak anak perempuan remaja harus hamil."
Kebanyakan orang Thailand memiliki pandangan konservatif perihal seks. Padahal tempat prostitusi terkenal mudah ditemukan di kota-kota seperti ibu kota Bangkok dan resor pantai Pattaya.
Urbanisasi yang cepat dipercaya menjadi penyebab semakin banyak orang muda yang merasakan pengalaman seksual pertama mereka sebelum waktunya, pejabat kesehatan mengatakan.
Thailand memiliki salah satu tingkat kehamilan remaja tertinggi di Asia Tenggara, menurut Biro Kesehatan Reproduksi, berada di posisi kedua setelah Laos. "Kami harus membujuk warga Thailand untuk menerima kondom sebagai barang kebersihan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi pelindung dari kehamilan dan AIDS," kata Panumard Yarnwaidsakul, Wakil Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Penyakit.
Diketahui, setelah sub-Sahara Afrika, Asia-Pasifik adalah wilayah dengan jumlah pengidap HIV terbesar. Thailand menyumbang sekitar 9 persen dari jumlah itu. Menurut perkiraan Kementerian Kesehatan tahun 2013, data terbaru yang tersedia, sekitar 450.000 orang hidup dengan HIV di antara populasi 67 juta di negara tersebut. Sebanyak 90 persen dari 7.800 yang baru terinfeksi terjadi karena berhubungan seks tanpa perlindungan.
REUTERS | MECHOS DE LAROCHA