TEMPO.CO, London - Seorang bocah berusia 10 tahun di Inggris harus berhadapan dengan pihak berwajib setelah salah mengeja tulisan dalam pelajaran bahasa Inggris di sekolahnya.
Seperti yang dilansir BBC pada 20 Januari 2016, dalam tugas menulis, seharusnya bocah tersebut menulis "terraced house" atau rumah dengan teras, namun karena salah mengeja, akhirnya tertulis "terrorist house" atau rumah teroris.
Karena itulah, bocah yang namanya dirahasiakan untuk melindungi identitasnya ini, kemudian didatangi oleh pihak berwajib di Lancashire untuk diinterogasi. Rumah bocah tersebut diperiksa oleh polisi, termasuk laptop milik orangtuanya.
Salah satu sepupu bocah tersebut mengaku kaget ketika didatangi polisi. Keluarga semula mengira polisi ini bagian dari sebuah "lelucon".
"Anda bisa membayangkan hal itu biasa terjadi pada seorang pria 30-tahun, tetapi tidak untuk anak kecil," katanya. "Jika guru memiliki kepedulian, itu adalah tentang salah mengeja kata."
Lebih lanjut sepupu bocah yang namanya juga dirahasiakan itu mengatakan bahwa kini bocah yang salah mengeja tersebut takut menulis dan trauma untuk menggunakan imajinasinya.
Guru-guru di Inggris secara hukum telah diwajibkan untuk melaporkan setiap perilaku yang diduga berhubungan ekstremis kepada polisi sejak Juli tahun lalu.
Melalui UU Counter Terrorism dan Security Act 2015, ada kewajiban hukum di sekolah dan perguruan tinggi untuk mencegah orang untuk ditarik ke dalam terorisme.
Namun para kritikus berpendapat bahwa guru di sekolah anak tersebut terlalu berlebihan karena tidak menggunakan akal sehat mereka.
Miqdaad Versi, asisten Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris, kelompok pelindung Islam terbesar di Inggris, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kasus serupa akan terus terjadi di kemudian hari.
"Ada peluang bahwa individu dalam kehidupan sehari-harinya, hanya dilihat dari kacamata keamanan, apakah dia berpotensi menjadi teroris atau tidak," katanya.
Sementara itu, kepolisian Lancashire mengatakan bahwa kasus tersebut ditangani oleh divisi pelayanan sosial, bukan dari divisi pencegahan. Mereka juga mengatakan bahwa kasus tersebut sudah tidak diselidiki lagi.
Pihak sekolah juga tidak dapat dimintai komentar terkait insiden yang terjadi pada 7 Desember silam.
BBC|YON DEMA