TEMPO.CO, Manila -Presiden Filipina Benigno Aquino pada Jumat, 8 Januari 2015, mendesak ASEAN untuk menekan Cina agar menyepakati kode etik yang mengikat untuk meredakan ketegangan di Laut Cina Selatan.
Seruan tersebut datang menyusul percobaan penerbangan oleh Cina ke salah satu pulau buatannya. Cina melakukan dua pendaratan uji coba pada salah satu pulau buatan pada Rabu, 6 Januari 2015. Filipina mengecam penerbangan tersebut.
"Bisakah kita memberikan sedikit tekanan lebih pada Cina untuk duduk dan menyepakati kode etik yang mengikat tindakan?" Aquino mengatakan kepada wartawan di kota selatan Davaodemikian dikutip dari laman Reuters Jumat, 8 Januari 2015.
Sejak 2010, Cina dan 10 anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah membahas seperangkat aturan untuk membatasi pergerakan Cina di Laut Cina Selatan yang bertujuan untuk menghindari konflik.
Cina mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan, di mana aktifitas perdagangan senilai $ 5 triliuan terjadi setiap tahun.
Brunei, Malaysia, Vietnam, Taiwan dan Filipina yang semuanya adalah negara anggota ASEAN juga memiliki klaim bagian dari wilayah, yang diyakini memiliki simpanan kaya minyak dan gas.
Aquino mengatakan Filipina telah melakukan segala upaya untuk mendorong pembicaraan tentang kode etik. Cina dan ASEAN akan bertemu bulan depan untuk menyusun poin-poin kesepakatan.
Cina, yang telah lama menyatakan siap untuk membahas kesepakatan, menyebutkan akan menyepakati kode etik bila waktunya memang sudah siap. Tidak diketahui apa maksud Cina dengan pernyataan itu tapi analis percaya Cina mungkin menunggu proses penyelesaian pekerjaan pulau-pulau buatan di Laut Cina Selatan.
MECHOS DE LAROCHA | REUTERS