TEMPO.CO - Dunia melawan Islamic State (ISIS) sepanjang 2015. ISIS adalah kelompok militan kaum Sunni Islam yang berbasis di Irak dan Suriah. Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini tak hanya menyebarkan pengaruhnya di sepanjang timur Libya, Semenanjung Sinai Mesir dan kawasan lainnya di Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Selatan dan Asia Tenggara tapi juga memasuki negara-negara Barat.
Serangan kelompok ini makin merajalela. ISIS menebar teror di seantero Bumi. Mereka mengklaim menembak jatuh Metrojet 9268 di langit Semenanjung Sinai, Mesir dan mendalangi teror di Paris, Prancis.
SIMAK: Setelah Paris, ISIS Ancam Serang Kota-kota Besar di Dunia
Mereka juga berencana menyerang kota New York, seperti dilansir dalam video yang dirilis baru-baru ini. Termasuk aksi teror yang dilancarkan tiap individu pendukung ISIS, seperti yang terjadi di San Bernardino, California, baru-baru ini.
SIMAK:
ISIS Klaim di Balik Pasangan Penembak di San Bernardino
Ketika Amerika dan Rusia Jadikan ISIS Musuh Bersama
Dunia pun bergerak, demi memberangus organisasi teror itu. Dewan Keamanan PBB pada November 2015 mengizinkan negara-negara mengambil seluruh langkah yang diperlukan untuk memberangus kelompok bersenjata itu. Sebuah resolusi diteken Dewan Keamanan PBB, sepekan setelah serangan di Paris yang menewaskan lebih dari 129 orang.
SIMAK: PBB Akan Potong Aliran Dana ISIS
Resolusi itu diusulkan Prancis, yang meminta seluruh negara anggota PBB untuk mengandakan dan mengoordinasikan usaha mereka untuk mencegah dan menekan serangan teroris yang dilakukan oleh kelompok bersenjata ISIS dan kelompok ekstremis lain yang berhubungan dengan Al-Qaeda. Rusia dan Amerika, bertemu untuk merumuskan dukungan atas perang terhadap ISIS. Operasi besar-besaran untuk memutus pendanaan terhadap ISIS, dilakukan.
Pergerakan ISIS bermula dari kelompok kecil Jama'at al-Tawhid wal-Jihad di tahun 1999, yang kemudian berubah nama menjadi Tanzim Qaidat al-Jihad fi Bilad al-Rafidayn. Begitu menyatakan kesetiaannya pada al Qaeda pada 2004, grup ini mengubah namanya menjadi al Qaeda Irak (AQI).
SIMAK: ISIS Eksekusi 5 Warga Rusia, Penyamaran Mereka Terbongkar?
AQI berubah menjadi gerakan pemberontak begitu Negara Barat memulai invasi ke Irak, tahun 2003 dan bergabung denga beberapa grup pemberontak Sunni untuk membentuk Dewan Mujahideen Shura. Dari situlah, AQI dan Kelopok ini mendeklarasikan formasi negara Islam dengan nama Islamic State of Iraq atau ISI.
ISI berkembang pesat di Irak. Namun mengalami pergolakan internal organisasi karena metodenya yang dikenal brutal, seperti serangan bom bunuh diri pada warga sipil dan pembunuhan narapidana. Tapi perkembangan tak terbendung ketika Abu Bakr al-Baghdadi mulai memegang komando. ISIS terlibat dalam Perang Sipil Suriah di wilayah yang didominasi kaum Sunni di Ar-Raqqah, Idlib, Deir ez-zor dan Aleppo.
SIMAK: Jet Rusia Ditembak, Putin Sebut Turki Dukung ISIS
Setelah memperluas cakupan wilayahnya ke Suriah, ISI mengganti nama menjadi Islamic State of Iraq and the Levant atau ISIL pada April 2013. Ketika itu, al-Baghdadi mengumumkan merger dengan grup militan al-Nusra Front. ISIL terus bergandengan tangan dengan al-Qaeda, hingga pada akhirnya berpisah pada Februari 2014.
ISIL juga disebut sejumlah pihak sebagai ISIS, kependekan dari Islamic State of Iraq and al-Sham.
Pada 29 Juni 2014, ISIS mendeklarasikan kekhilafahan atau kekhalifahan global. Al-Baghdadi memendekkan nama grup menjadi Islamic State atau IS. Lewat kekhalifahan, ISIS mengklaim memiliki kekuasaan penuh dalam urusan agama, politik dan militer atas seluruh umat Muslim di dunia.
WDA