TEMPO.CO, Mekah - Derek atau crane yang jatuh di Masjidil Haram menewaskan sedikitnya 107 orang dan melukai 238 lain. Crane tersebut merupakan satu dari puluhan derek di area itu yang digunakan dalam proyek perluasan mesjid terbesar di dunia tersebut.
Dilansir Daily Mail, crane yang jatuh ternyata adalah milik perusahaan konstruksi keluarga Osama bin Laden, BinLadin Group. Perusahaan itu didirikan ayah Osama, Mohammed, dan kerap mendapatkan proyek-proyek raksasa di Arab Saudi. Perusahaan konstruksi ini adalah yang terbesar kedua di dunia.
"Perusahaan ini yang paling banyak mendapatkan proyek dari total biaya 100 miliar riyal Saudi (sekitar Rp 354 triliun) untuk memperluas Masjidil Haram," tulis Daily Mail, Jumat, 11 September 2015.
PT Waskita Karya Tbk adalah salah satu perusahaan Indonesia yang ikut terlibat dalam proyek perluasan masjid tersebut. Badan usaha milik negara ini bertugas sebagai subkontraktor untuk BinLaden Group.
Proyek perluasan ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah Masjidil Haram. Saat ini masjid dengan sembilan menara itu mampu menampung 900 ribu orang. Pada musim haji, angka itu meningkat menjadi empat juta orang.
Pemerintah setempat menargetkan proyek pembangunan masjid tersebut selesai pada 2020 agar mampu menampung 1,85 juta oarang. Perluasan mencakup pada bagian halaman, terowongan, dan fasilitas pelayanan jalan lingkar pertama.
Selain itu, ada penambahan 680 lift baru bagi jemaah disabilitas, 4.524 speaker untuk sistem suara, 6.635 kamera pemantau, 2.100 toilet baru--termasuk toilet kaum difabel, dan sistem pembersihan debu.
INDRI MAULIDAR | DAILY MAIL