TEMPO.CO, Tokyo - Kedutaan Besar Indonesia di Jepang memastikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban terkait banjir besar di Negeri Matahari Terbit itu, Kamis, 10 September 2015.
Pemerintah Jepang mengevakuasi lebih dari 100 ribu warganya setelah hujan lebat yang dibawa badai tropis Etau membuat sungai-sungai meluap dan menyapu bagian tengah pulau utama Jepang, Honshu.
"Info terakhir yang kami dapatkan dari pemberitaan, prefektur atau wilayah yang mendapat dampak terburuk dari topan adalah Ibaraki, Tochigi, dan Shizuoka. Jumlah WNI di masing-masing prefektur tersebut masing-masing 2.300, 400 dan 1.950," kata Sayu Oka Widani, Sekretaris I, Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Tokyo pada Tempo, Kamis.
"Info terakhir yang kami dapatkan dari laporan masyarakat di Oarai - Ibaraki, belum ada korban jiwa WNI dan moga-moga tidak akan ada. Kami belum menerima info adanya korban dari daerah lainnya sejauh ini," tambah dia.
Hujan mencapai 600 mm di wilayah sekitar Joso, sekitar 56 kilometer sebelah utara Tokyo, sedangkan pejabat cuaca memperkirakan sedikitnya 200 mm di wilayah timur Jepang, termasuk Fukushima, lokasi reaktor nuklir yang lumpuh akibat bencana 2011.
Kementerian Transportasi memperkirakan sekitar 6.900 rumah dilanda banjir. Dari jumlah tersebut, baru 2.500 rumah yang warganya berhasil dievakuasi ke tempat yang aman.
Badan Manajemen Bencana dan Kebakaran menyatakan sekitar 15 orang cedera akibat badai Etau. Dua di antaranya wanita berusia lanjut yang dihantam angin kencang.
Prakiraan cuaca Al Jazeera, Everton Fox mengatakan badai melemah saat berlalu melintasi laut Jepang. “Badai berlalu ke arah Vladivostok, Rusia. Meskipun anginnya tidak menjadi masalah, banjir tampaknya akan terjadi di timur jauh Rusia,” kata Fox.
Pemerintah juga mengimbau agar 800 ribu warga di wilayah timur Jepang untuk mengungsi setelah curah hujan yang luar biasa dirasakan oleh lima juta rakyat Jepang, kemarin.
REUTERS | AP | AL JAZEERA | NATALIA SANTI