TEMPO.CO, Teheran - Seorang seniman Iran dijatuhi hukuman 12 tahun penjara karena menggambar kartun satir politisi yang memutuskan untuk membatasi akses bagi perempuan untuk pengendalian kelahiran.
Atena Farghadani diadili di Teheran, disebut sebagai Pengadilan Revolusioner untuk penghinaan terhadap parlemen. Lukisan itu dalam kaitannya dengan ilustrasi yang menggambarkan pejabat pemerintah sebagai binatang. Sidang telah digelar pada 19 Mei dan vonis dijatuhkan pada pekan ini.
Baca Juga:
Meskipun ia masih berusia 28 tahun, namun ia diberikan hukuman 12 tahun sembilan bulan penjara. Para ahli menilai vonis ini jauh melebihi batas hukum untuk kejahatan tersebut, yaitu 7 tahun dan enam bulan.
Kerabatnya, Farghadani, berencana banding. "Tentu kami semua marah dengan vonis tersebut. Tapi melihat bagaimana keoptimisan Farghadani, kami mencoba untuk mendukungnya," kata salah satu anggota keluarganya seperti yang dilansir Daily Mail pada 3 Juni 2015.
Anggota keluarganya tersebut berbicara dengan syarat namanya tetap dirahasiakan, mengingat anggota keluarga Farghadani ini telah menerima sejumlah ancaman pembunuhan sejak penangkapannya dalam serangan Garda Revolusi di rumahnya pada Agustus lalu.
Kini, Farghadani telah ditahan di sel isolasi di penjara Evin Teheran sejak penangkapan Agustus lalu dan hanya diperbolehkan untuk menerima satu pengunjung satu kali dalam seminggu.
Dia sempat ditebus dengan jaminan untuk waktu yang singkat November lalu, tapi dengan cepat kembali ke penjara setelah dituduh secara terbuka mendiskusikan penyiksaan dan pemukulan kepadanya oleh para sipir penjara.
Farghadani bahkan pada saat itu mempublikasikan video YouTube yang membahas penanganannya di penjara, dan memosting sebuah surat terbuka kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei pada halaman Facebook-nya sebelum akhirnya ia kembali ke selnya.
Hakim yang menjatuhkan hukuman penjara yang keras kepadanya adalah Abolghassem Salavati, dikenal sebagai 'hakim kematian' di negaranya berkat reputasinya untuk hukuman yang keras. Dia sangat terkenal untuk memberikan hukuman berat kepada wartawan, seniman, blogger dan aktivis politik.
YON DEMA | DAILY MAIL