TEMPO.CO, Sanaa - Pengeboman yang masih terus berlangsung di Sanaa menyebabkan kondisi ibu kota Yaman itu semakin berbahaya. Sejumlah warga Indonesia, yang belum dievakuasi dari sana, mengaku mulai takut untuk bertahan dan berharap segera dievakuasi dari negara yang dilanda perang sipil itu.
Menurut Pelaksana Tugas Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sanaa, Rusmayudi Lubis, Rabu 1 April 2015, sebagian besar warga Indonesia sudah meninggalkan kota itu. Berdasarkan informasi yang dimilikinya, sebanyak lebih dari 200 orang warga Indonesia di Sanaa sudah berada di Provinsi Hudaidah, kota di bagian barat Yaman yang dekat Laut Merah.
Mereka yang sudah berada di Hudaidah itu adalah duta besar, staf Kedutaan Besar RI di Sanaa, pramugari, mahasiswa, pelajar, dan beberapa tenaga kerja Indonesia. "Mereka akan melanjutkan perjalanan ke Zaijan, Saudi Arabia sore ini. Semuanya sekitar 6 bus besar yang dikawal kepolisian Yaman," kata Rusmayudi.
Selain yang dievakuasi, kata Rusmayadi, masih ada pelajar dan mahasiswa yang ada di kota ini. Sebagian buruh migran di kota itu juga mengaku belum tahu kalau akan ada evakuasi oleh pemerintah Indonesia. "Kurang meratanya informasi tentang evakuasi ke TKI yang ada di ibu kota Sanaa sehingga mereka tidak tahu kalu ada evakuasi," kata dia.
Rusmayadi hingga kemarin masih bertahan di Sanaa. Salah satu alasannya, ia masih ingin menyelesaikan tugas akhir. Di Sanaa, Rusmayadi juga sempat menghubungi setidaknya 7 TKI di kota ini. "Ketika saya tanya, mereka juga sudah sangat takut untuk bertahan dan sangat berharap untuk dievakuasi secepat mungkin," kata dia.
Rusmayadi pagi tadi sudah mendatangi KBRI di Sanaa dan menanyakan soal nasib TKI yang ada di sana dan rencana evakuasi mereka. Di KBRI ia hanya bisa menemui satpam karena Duta Besar dan pegawai KBRI sudah meninggalkan Sanaa. "Saya sendiri belum ikut evakusi karena masih terus ingin membantu WNI," kata pria yang akrab disapa Yudi ini.
Menurut Yudi, di Sanaa hari ini tak terdengar ledakan bom seperti beberapa hari sebelumnya. Tapi ia mendengar baku tembak. "Kemaren malam baru ada ledakan bom besar pukul 08.22 malam di salah satuh gudang senjata, tepatnya di Gunung Pajja Attan," kata dia sembari menambahkan bahwa hingga hari ini setidaknya masih ada 15 pelajar di Sanaa. Soal jumlah TKI, ia mengaku masih mencari tahu karena PPI Sanaa hanya punya data jumlah pelajar dan mahasiswa.
ABDUL MANAN