Kelima, pelanggaran HAM.
Karena hukum di Arab Saudi masih sesuai dengan interpretasi mereka atas kitab suci Islam. Hal ini membuat mereka semena-mena dan hukuman di Arab Saudi dianggap sebagai hukum yang paling tidak konsisten di seluruh dunia. selain tidak konsisten, hukuman yang berlaku dianggap telah melanggar HAM. salah satu bentuk pelanggaran HAM pada hukum di Arab Saudi adalah ketika seorang narapidana mendapat hukuman, ia tidak diizinkan untuk mengajukan banding.
Walaupun Raja Abdullah telah berusaha merasionalisasikan sistem--menciptakan banding kepada narapidana, tetapi ia tidak mempertanyakan nilai sistem hukum secara keseluruhan.
Keenam, ketidaksetaraan gender sangat jelas.
Negara yang terkenal konservatif ini tidak mengenal kesetaraan gender. Perempuan dianggap lebih rendah dibandingkan pria. Tetapi, ketidaksetaraan yang terjadi di Arab Saudi terlalu berlebihan, bahkan perempuan tidak diizinkan untuk menyetir mobil. Jika seorang perempuan tertangkap sedang menyetir mobil, maka dia akan di cambuk. (Baca:Anak Raja Abdullah Ini Ungkap Kekejaman Ayahnya )
Walaupun pada tahun 2011 Raja Abdullah telah membebaskan satu kasus hukuman cambuk perihal perempuan menyetir, tetapi seorang wanita menyetir masih dianggap sebagai hal yang sangat bermasalah.
Ketujuh, terorisme, teman atau musuh?
Tahun lalu, Arab Saudi menyumbang US$ 100 juta atau sekitar Rp 1 triliun ke pusat kontra-terorisme Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai bentuk dari ketidaksetujuan Arab Saudi terhadap aksi terorisme. Tetapi, merujuk kepada surat diplomatis yang dipublikasikan di Wikileaks pada tahun 2010, Amerika meyakini bahwa Arab Saudi merupakan sumber terbesar dari pendanaan terorisme Sunni di dunia.
Selain kelompok Sunni, Arab Saudi telah menjadi celengan babi bagi al-Qaeda maupun kelompok radikal lainnya. Sumbangan tersebut berasal dari perorangan mereka--identitas mereka pasti diketahui oleh Raja Abdullah. Hal ini membuat dunia bertanya-tanya, apakah Saudi Arabia mengecam aksi terorisme atau justru sebaliknya.
RT | CININTYA SYAKYAKIRTI
Baca juga:
KPK Tolak Bambang Mundur, Bola Panas di Jokowi
Johan Budi KPK Bicara Soal Serangan dan Dendam
Syahrini Pamer Foto Bersama Paris Hilton di Bali
KPK-Polsi : Menteri Tedjo dan Budi Gunawan Teman?
KPK vs Polri, Ahok Dukung Jokowi