TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda bertanya, mengapa Jokowi selalu mengenakan batik? Sejak peristiwa bom bunuh diri di Hotel JW Mariott dan Ritz-Carlton Jakarta tahun 2009, Indonesia diliputi ancaman terorisme, dan Solo terkenal sebagai sarang teroris. (Baca: Time: Jokowi Menginspirasi Santri Ngruki.)
"Setiap saya pergi ke suatu tempat dan saya mengatakan bahwa saya dari Solo, yang mereka tahu hanya Ngruki," kata Jokowi. "Sekarang, walaupun masih banyak yang mengartikan Solo sebagai 'kriminal, masih ada yang mencetuskan 'Batik Solo'."
Dilansir dari Time edisi 20 Oktober 2014, usaha Jokowi untuk mengubah paradigma tak hanya sebatas Solo. Beliau juga memasukkan unsur pluralisme dalam setiap keputusannya.
Terbukti, Wakil Wali Kota Solo saat Jokowi menjabat adalah seorang Katolik. Lalu, ketika beliau menjabat Gubernur Jakarta, wakilnya adalah seorang Kristen dan beretnis Tionghoa. Hal yang sama diaplikasikan untuk kelompok-kelompok minoritas yang lain. (Baca: Jokowi Tiga Kali Jadi Cover Majalah Internasional)
Jokowi memiliki moto untuk Indonesia: Unity in Diversity, "Apa yang membuat Indonesia bersatu adalah sikap moderat dan toleransi. Hal tersebut adalah DNA kita."
INTAN MAHARANI | TIME
Baca juga:
ManCity Ditahan Imbang CSKA Moscow, Kompany Kecewa
Jurnalis AS Ini Dinyatakan Bebas dari Ebola
Indonesia Terpilih Lagi Jadi Anggota Dewan HAM PBB
Hari Ini, Ahok Gelar Acara Pelepasan Jokowi