TEMPO.CO, Atlanta - Kent Brantly dan Nancy Writebol, dokter dan misionaris asal Amerika Serikat yang terinfeksi ebola di Afrika, diperbolehkan pulang dari rumah sakit di Atlanta. Mereka adalah pasien ebola pertama yang berhasil disembuhkan di AS.
Menjelang kepulangannya, Brantly berjalan di sekitar ruangan di Emory University Hospital, Kamis, memeluk anggota staf dan berjabat tangan. Ia seolah ingin menunjukkan tak ada lagi risiko penularan dari dirinya.
Brantly dan Writebol terinfeksi ebola di Liberia. Writebol pulang sehari sebelumnya dan memilih untuk tidak membuat komentar publik, menurut pihak rumah sakit.
Menurut Bruce Ribner, Direktur Unit Penyakit Infeksi RS Emory, keduanya dinyatakan bersih dari virus ebola. Namun, perjuangannya melawan ebola membuat Writebol masih lemah. Perlu beberapa waktu untuk memulihkan kondisi fisik seperti sediakala.
Kedua pasien dievakuasi dari Liberia bulan ini dengan pesawat khusus yang dilengkapi dengan tenda isolasi dan didampingi oleh staf medis dengan pakaian khusus. Pesawat itu bolak-balik untuk mengangkut pasien satu persatu, tidak bersamaan. Keduanya dibawa ke unit isolasi di Emory.
Baik Brantly maupun Whitebol kemudian diobati dengan ZMapp, obat eksperimental untuk ebola. Sejauh ini belum ditemukan obat dan vaksin lain untuk penyakit ini.
Selama ini perawatan pasien ebola hanya dilakukan dengan pemberian cairan, pemantauan tanda-tanda vital, dan menanggapi krisis kesehatan akut. Gejalanya meliputi demam, nyeri, diare, dan pendarahan.
Jika tidak diobati, infeksi dapat mematikan dengan tingkat kefatalan hingga 90 persen. Namun, sekitar setengah pasien yang menerima perawatan medis di Liberia, Sierra Leone, Nigeria, dan Guinea mampu bertahan hidup. Ada kemungkinan kecil bahwa virus tersebut dapat bertahan sampai tiga bulan dalam cairan vagina dan sperma, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
CNN | INDAH P