TEMPO.CO, Monrovia – Setelah Sierra Leone dan Nigeria, kini giliran Liberia yang mengumumkan status darurat dalam menghadapi wabah penyebaran virus ebola. Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf mengatakan status darurat tersebut akan diberlakukan selama 90 hari ke depan. Pada periode itu, beberapa hak sipil mungkin harus dibekukan.
“Pemerintah dan rakyat Liberia memerlukan langkah luar biasa untuk keberlangsungan negara dan demi keselamatan nyawa kita semua. Ketidakpedulian dan kemiskinan serta praktek-praktek budaya dan keagamaan yang mengakar memperparah penyebaran penyakit ini,” kata Sirleaf, seperti dikutip BBC, Kamis, 7 Agustus 2014.
Para pakar kesehatan sebelumnya menyatakan krisis ebola di Liberia kian buruk lantaran sebagian besar orang lebih memilih untuk merawat kerabat yang terpapar virus di rumah ketimbang membawa mereka ke pusat isolasi. (Baca juga: Dua Pasien Ebola Amerika Gunakan Obat ZMapp)
Wabah ebola telah merebak di kawasan barat Afrika, terutama di Guinea, Sierra Leone, dan Nigeria. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), korban meninggal akibat ebola telah mencapai 932 orang. Dari jumlah itu, sedikitnya 282 orang berasal dari Liberia.
Untuk mengatasinya, pada akhir Juli lalu Presiden Sierra Leone telah mencetuskan keadaan darurat bagi kesehatan publik demi mencegah penyebaran virus. Dia mengatakan lokasi pusat wabah ebola di kawasan timur negaranya akan dikarantina. Ia juga telah menginstuksikan aparat keamanan untuk mengetatkan penjagaan. (Baca: Sierra Leone Terapkan Status Darurat Ebola)
Sebagai bagian dari langkah pencegahan, dia juga menginstruksikan para pelancong di bandara agar mencuci tangan dengan obat suci hama.
Langkah serupa juga ditempuh Nigeria. Menteri Kesehatan Nigeria Onyebuchi Chukwu mendeklarasikan keadaan darurat dan mengatakan bahwa "semua orang di dunia berisiko" (terpapar ebola) karena penyebaran virus ini bisa melalui udara.
ANINGTIAS JATMIKA | BBC
Terpopuler
Arab Saudi Biayai Tentara Libanon Rp 14 Triliun
Hadapi ISIS, Angkatan Udara Irak Bantu Kurdi
Korban Gempa di Cina Mencapai 589 Orang