TEMPO.CO, Kiev – Badan Rahasia Ukraina (SBU) telah merilis rekaman percakapan telepon antara seseorang yang diduga pemberontak Ukraina pro-Rusia dengan petugas intelijen Rusia. Dalam rekaman itu terdengar bahwa pemberontak telah menerima rudal Buk.
Mengutip laporan The Sun Daily Malaysia pada Ahad, 20 Juli 2014, Kyiv Post telah menerbitkan transkrip enam percakapan di laman mereka. Berikut dua di antaranya.
Percakapan pertama tertanggal 14 Juli 2014 menunjukkan para milisi yang menerima rudal jarak jauh untuk menembak jatuh pesawat militer Ukraina menyebut bahwa senjata ini bisa menjadi senjata untuk mencapai target di ketinggian tertentu. (Baca: Milisi Penembak MH17: Kami Menembak Mayat)
Percakapan ini diduga melibatkan Kepala Staf Angkatan Darat Oleh Bugrov Valeriovych dari negara separatis yang memproklamirkan diri sebagai Republik Rakyat Luhansk dengan seorang perwira intelijen Rusia yang diidentifikasikan sebagai Oreon.
Oleh : Ini berhasil pada pesawat di dekat Stanitsa.
Oreon: Bagus. Dengan cara ini, mereka bisa membalas dendam pada pesawat tapi hanya tersisa beberapa hari. Sekarang, kita punya BUK, kita akan jatuhkan mereka.
Selanjutnya, percakapan lain tertanggal 17 Juli diduga melibatkan petugas Intelijen Rusia Sergei Nikolaievich Petrovskiy dengan seorang pemberontak yang menerima Buk dari Rusia.
Milisi:: Dimana kita harus memuat ‘keindahan’ ini, Nikolaievich?
Sergei : Yang mana? Yang ini?
Milisi: Ya, yang aku membawa. Aku sudah di Donetsk.
Sergei: Apakah sesuai yang aku pikirkan? B.. M?
Milisi: Ya, ya, ya. BUK, BUK.
Sergei: Apakah ada dalam traktor?
Milisi: Ya, itu ada di dalamnya.
Sergei: Apakah bersama kru?
Milisi: Ya, dengan kru.
Meski banyak rekaman yang beredar ditambah dengan tuduhan dunia internasional terhadap keterlibatan Rusia, nyatanya Presiden Rusia Vladimir Putin terus membantah tuduhan itu dan malah mengklaim jatuhnya pesawat MH17 disebabkan oleh rudal milik militer Ukraina. (Baca: MH17 Ditembak, 3 dari 8 Tokoh Dunia 'Tunjuk' Putin)
ANINGTIAS JATMIKA | THE SUN DAILY
Terpopuler
Pos Pemeriksaan Mesir Diserang, 21 Polisi Tewas
Kebakaran Hutan Washington Hanguskan 100 Rumah
Tujuh Polisi Indonesia Masuk Tim Investigasi MH17