TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah perusahaan Amerika Serikat mengklaim bahwa mereka memiliki bukti ilmiah tentang lokasi terakhir Malaysia Airlines penerbangan MH370. Ocean Infinity, sebuah perusahaan robotika kelautan yang berbasis di Texas, mengajukan proposal kepada pemerintah Malaysia untuk mencari di bagian selatan Samudera Hindia tempat pesawat tersebut diyakini jatuh.
"Kami sekarang merasa berada dalam posisi untuk dapat kembali melakukan pencarian MH370, dan telah mengajukan proposal kepada pemerintah Malaysia. Menemukan MH370 dan memberikan solusi bagi semua yang terkait dengan hilangnya pesawat tersebut selalu ada dalam pikiran kami sejak kami meninggalkan bagian selatan Samudra Hindia pada tahun 2018,” ujar CEO perusahaan tersebut Oliver Plunkett, dilansir dari NDTV, Rabu, 6 Maret 2024.
"Sejak saat itu, kami fokus untuk mendorong transformasi operasi di laut, berinovasi dengan teknologi dan robotika untuk lebih meningkatkan kemampuan pencarian laut kami," kata Plunkett.
Perusahaan telah mengusulkan pencarian MH370 tanpa biaya dan tanpa penemuan yang sepenuhnya baru. Ocean Infinity terakhir kali mencoba menemukan pesawat yang hilang pada 2018.
Menteri Transportasi Malaysia mengatakan dia mengundang Ocean Infinity untuk membagikan bukti barunya dan berjanji bahwa, jika bukti tersebut kredibel, dia akan memberikan lampu hijau untuk pencarian baru. Malaysia telah lama menyatakan tidak akan mendukung pencarian lagi tanpa petunjuk baru mengenai lokasi pesawat jatuh tersebut.
Penerbangan MH370 dengan 227 penumpang dan 12 awak pesawat hilang setelah meninggalkan Bandara Kuala Lumpur di Malaysia selatan dalam perjalanan ke Beijing, Tiongkok, pada 8 Maret 2014. Pencarian selama hampir tiga tahun meliputi 120.000 kilometer persegi di Samudera Hindia menemukan hampir tidak ada jejak apa pun dari pesawat tersebut, hanya beberapa potongan puing yang terangkat. Meskipun dilakukan pencarian terbesar dalam sejarah penerbangan, pesawat tidak pernah ditemukan. Operasi dihentikan pada Januari 2017.