TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat Malaysia Airlines ditembak jatuh misil saat melintas di zona udara sebelah timur Ukraina. Pesawat yang mengangkut 295 penumpang beserta kru ini terkena peluru kendali atau roket dari peluncur misil BUK saat terbang di ketinggian 33 ribu kaki pada Kamis, 17 Juli 2014. (Baca: Penumpang MH17 Punya Firasat Bakal Celaka)
Sejak pesawat MH17 ditembak jatuh, seluruh jalur penerbangan komersial dialihkan dari wilayah udara Ukraina. British Airways, KLM, Virgin Atlantic, Air France, Turkish Airlines, Alitalia, Delta dan Lufthansa merupakan sejumlah maskapai yang mengubah jalur penerbangannya. Mereka memilih rute memutar ketimbang melintasi wilayah itu. (Baca: Ada 11 WNI di Malaysia Airlines MH17)
Pengatur lalu lintas penerbangan, Eurocontrol, juga menyarankan maskapai menghindari daerah tempat MH17 ditembak jatuh. Sebuah peta jalur penerbangan airline tracker FlightRadar24 menunjukkan saat ini wilayah udara Ukraina bersih dari lalu lintas pesawat. (Baca: Pesawat Malaysia Airlines Jatuh di Ukraina)
Seorang juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Inggris mengatakan pemerintah Ukraina harus bertanggung jawab dalam mengelola wilayah udara mereka. "Kami telah menyarankan maskapai penerbangan menghindari daerah ini," ujarnya seperti dilansir dari Dailymail, Jumat, 18 Juli 2014.
Mengutip Globalsecurity.org, peluncur misil BUK yang digunakan untuk menembak MH17 adalah sistem anti-pesawat terbang yang biasanya dipasang pada kendaraan perang. Alat ini dapat menyerang enam sasaran terbang dari arah dan ketinggian yang berbeda.
DAILYMAIL | RINI KUSTIANI
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler:
Pamer Busana Muslimah, Syahrini Dirisak Netizen
Komnas HAM Pastikan Pemanggilan Paksa Kivlan Zen
Malaysia Airlines Tertembak Misil Dekat Rusia