TEMPO.CO, Seoul – Aksi dua Korea yang mulai saling serang sejak akhir pekan lalu benar-benar meresahkan warga yang tinggal di Pulau Yeongpyeong dam Baengnyeon. Kedua pulau yang berada di perbatasan kedua negara yang telah lama bersengketa ini menjadi korban dari rentetan artileri yang ditembakkan Korea Utara dan Korea Selatan.
Menurut laporan USA Today, serangan itu merupakan respons dari pelatihan militer gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat yang rutin digelar. Korea Utara menganggap pelatihan militer tersebut dilakukan untuk mengintimidasi mereka. Aksi ini selalu berujung pada unjuk kekuatan.
“Ini selalu menjadi waktu yang paling berbahaya di kawasan ini,” tutur Joel Wit, senior dari U.S. Korea Institute di Johns Hopkins School of Advanced International Studies.
Merasa terintimidasi, Korea Utara pun menembakkan sejumlah artileri ke wilayah perairan Laut Kuning dekat kedua pulau tersebut. Dengan alasan pelatihan tempur, Korea Utara menembakkan sekitar 500 artileri selama tiga jam pada Senin kemarin. Tak ayal, Korea Selatan pun membalasnya dengan menembakkan 300 peluru.
ANINGTIAS JATMIKA | USA TODAY
Terpopuler
MH370 Terkuak Jika Kotak Hitam Tersambung Satelit
Ditemukan Obyek Oranye, Paling Mengerucut ke MH370
Putin Ingin 'Hidupkan' Kembali Uni Soviet
|Australia Buat Aturan Baru Pencarian MH370