TEMPO.CO, Jeddah - Sejumlah pekerja asing terlibat kerusuhan dengan penjaga keamanan di pusat penahanan Tarhil Shumaisi, Jeddah, Ahad malam, 2 Maret 2014. Akibatnya, satu pekerja asing meninggal dan sembilan orang terluka. Menurut juru bicara polisi Mekkah, Komandan Ati al-Qurashi, para tahanan berusaha menimbulkan kekacauan.
"Polisi pun terpaksa turun tangan, sehingga meenimbulkan korban tewas dan luka dalam usaha pengamanan," kata al-Qurashi seperti yang dikutip Al-Jazeera, Senin, 3 Maret 2014.
Menurut al-Qurashi, kericuhan terjadi kala pekerja asing menanti proses deportasi. Namun ia tidak mau menjelaskan penyebab kerusuhan dan bagaimana kejadiannya. Bahkan al-Qurashi tidak menyebutkan nama serta kebangsaan korban tewas atau yang terluka. (Baca juga: Rusuh di Jeddah, Kemenlu Sebut TKI Tak Jadi Korban).
Sementara situs berita UT San Diego mengutip forum online dan situs berita Yaman bila 10 warga negara Yaman tewas karena tembakan polisi. kerusuhan terjadi karena para pekerja menuntut Pemerintah Saudi mempercepat proses deportasi. "Laporan mengatakan ada 6.000-10.000 warga Yaman yang ditahan di penjara Jeddah," tulis UT San Diego.
Deportasi merupakan bagiaan dari kampanye Pemerintah Saudi untuk mengusir pekerja asing, terutama terhadap mereka yang tidak berdokumen resmi. Selama beberapa dekade, penegakan imigrasi di Saudi sangatlah longgar. Ribuan orang asing masuk ke negara itu untuk pekerjaan kasar, yang enggan dilakukan masyarakat Saudi. Pekerja imigran itu bahkan rela diupah dengan nilai sangat rendah. (Baca juga: Rusuh di Jeddah, TKI Minta Dipulangkan).
Tapi belakangan ini, Pemerintah Saudi dihadapkan dengan tingginya tingkat pengangguran. Mereka pun mencari cara untuk memberikan peluang pekerjaan untuk warga negaranya. Karena itu, sejak November 2013, mereka mulai meengusir pekerja imigran. Pemerintah Arab Saudi pun mengeluarkan amnesti selama tujuh bulan bagi pekerja asing untuk mengurus dokumen izin tinggal dan bekerja, atau keluar dari sana.
Dari amnesti itu, hampir satu juta pekerja migran meninggalkan Arab Saudi secara sukarela. Sementara empat juta orang berhasil mendapatkan sponsor dari beberapa pengusaha. "Mayoritas pekerja asing berasal dari India, Pakistan, Bangladesh, Indonesia, Filipina, Mesir, dan Yaman," tulis Al-Jazeera.
AL-JAZEERA | UT SAN DIEGO | CORNILA DESYANA
Terpopuler:
16 Ribu Pasukan Rusia Kepung Crimea, Ukraina
Rusia Mengakui Intervensi Atas Permintaan Ukraina
Tiga Polisi Tewas Akibat Ledakan Bom Bahrain
Intervensi Ukraina, Amerika Bekukan Ekonomi Rusia
India Sasaran Bom Tertinggi Ketiga