TEMPO.CO, London - Berbeda dengan anggapan umum bahwa Camilla adalah perusak rumah tangga Pangeran Charles-Putri Diana, jurnalis gaek Chapman Pincher menyodorkan fakta berbeda. Menjelang ulang tahunnya yang ke-100, wartawan dan novelis ini menuliskan sejumlah fakta yang belum pernah perungkap sebelumnya tentang beberapa anggota keluarga istana Inggris Raya, salah satunya adalah soal hubungan percintaan Pengeran Charles dengan istri keduanya, Camilla.
Ia menyatakan, citra publik Pangeran Charles banyak terdistorsi oleh kegagalan pernikahannya dengan Diana dan dampak kematian tragisnya. Faktanya, kata dia, Charles kerap mendapat perlakuan tak adil oleh keluarga kerajaan, membuatnya mencari kenyamanan dan romantisme di tempat lain.
Charles pada awal kematian Putri Diana sangat dikecam karena hubungannya dengan Camilla, istri temannya, Andrew Parker Bowles, yang juga teman Pincher.
Beda dengan pendapat yang menyebut keduanya berhubungan jauh sebelum Charles menikah dengan Diana, Pincher justru menyatakan sebaliknya. Berdasar cerita sahabatnya yang juga sahabat dekat Charles, pengusaha Gerald Ward, antara tahun 1981 -- ketika Charles dan Diana menikah -- hingga tahun 1988, Charles tak ada hubungan apa-apa dengan Camilla, walau sudah saling kenal sejak remaja.
"Mereka memang kadang-kadang bertemu ketika suaminya juga hadir dan mereka bertukar kartu Natal, tapi tidak ada hubungan spesial di antara keduanya," katanya.
Kemudian pada tahun 1988 - tahun dimana Diana dikabarkan melakukan perselingkuhan - Ward mengundang Andrew Parker Bowles untuk memancing di Balmacneil, rumahnya di pinggir Sungai Tay di Skotlandia. Camilla menyatakan ikut bersamanya.
Tanpa diduga, Andrew tiba-tiba membatalkan rencana itu dan Camilla pergi sendirian. Tanpa sepengatahuannya, Ward juga mengundang Pangeran Charles. "Di sinilah keduanya menjadi dekat kembali," katanya.
Camilla, menurut Pincher, menjadi tempat curhat Charles saat hubungannya dengan Diana di ujung tanduk. "Masalah kejiwaan Diana terkadang mengantarnya untuk menyerang suaminya dan Camilla adalah satu-satunya orang di antaranya yang ia bisa dengan leluasa bercerita," katanya.
Charles juga dikabarkan pergi menemui Camilla di saat Diana mencoba melukai pergelangan tangannya sendiri. "Di sisi lain, Diana terus memanipulasi dan menyalahkannya sebagai perusak pernikahannya," kata tulis penulis novel spionase Their Trade is Treachery ini.
Setelah Andrew dan Camilla bercerai, katanya, Charles meyakinkannya bahwa Camilla tidak punya keinginan untuk menjadi Ratu. "Namun demikian, ia yakin bahwa dukungan emosional tertentu yang dia berikan bisa membantu Charles dalam peran masa depannya sebagai Raja," katanya.
Charles dan Camilla mengumumkan pertunangan dan pernikahannya pada 2005, sepuluh tahun setelah perceraian Camilla. Dalam tradisi monarki Inggris, istri raja akan menjadi permaisuri, yang selanjutnya dipanggil sebagai ratu. Akan tetapi, Camilla menghadapi perlawanan sengit karena ia adalah istri kedua Charles. Dia juga dituding menyebabkan runtuhnya mahligai pernikahan pertama Charles dengan Putri Diana.
Istana menegaskan, Camilla tak akan menjadi ratu. Sebuah pernyataan dalam situs resmi Pangeran Charles, princeofwales.gov.uk, menegaskan kembali status Camilla, yaitu sebagai Putri Camilla saat Charles naik tahta, bukan Ratu Camilla.
Pernyataan ini mengulangi apa yang telah diputuskan saat Charles dan Camilla menikah. "Duchess hanya akan dikenal sebagai HRH The Princess Consort ketika Prince of Wales (Charles) naik takhta," tulis situs itu, yang diluncurkan kembali setelah didesain ulang tahun lalu.
MAIL ONLINE | TRIP B