TEMPO.CO, Beijing - Meski tengah menghadapi unjuk rasa besar-besaran di dalam negeri, Presiden Ukraina Viktor Yanukovych, memutuskan tetap mengunjungi Cina dalam lawatan resmi pada Rabu, 4 Desember 2013.
Stasiun televisi pemerintah Cina, CCTV, melaporkan Presiden Yanukovych tiba di Kota Xi'an untuk memulai kunjungan resmi di Negeri Tirai Bambu itu selama tiga hari mendatang. Media lokal menyatakan bahwa kunjungan ini akan ditandai oleh penekenan kesepakatan ekonomi kedua negara, meski belum ada konfirmasi lebih lanjut.
Beijing merupakan salah satu pembeli terbesar industri senjata Ukraina. Kedua pemerintah kini tengah menjajaki perdagangan pertanian bagi penduduk Cina yang telah mencapai 1,36 miliar.
Yanukovych sempat berada di ujung tanduk selama sebelas hari unjuk rasa karena desakan mundur yang terus menguat. Bahkan pada Ahad lalu, sekitar 350 ribu orang berkumpul di Ibu Kota Kiev menuntut pemimpin yang berkuasa sejak 2010 itu mundur dan parlemen menggelar pemilu dipercepat.
Namun, Yanukovych yang didukung oleh Rusia, berhasil melewati mosi tidak percaya di parlemen pada Selasa lalu. Ia menjadi musuh wahid rakyat, setelah menolak menandatangani kesepakatan dengan Uni Eropa.
L AP | SITA PLANASARI AQUADINI