TEMPO.CO, Sydney - Perdana Menteri Australia Tony Abbott bukanlah mahasiswa terbaik saat menimba ilmu di Oxford University, Inggris, di mana dia terdaftar sebagai penerima beasiswa Rhodes Scholar tahun 1980-an. Tapi dia berhasil lulus meskipun dengan nilai pas-pasan.
Transkrip nilai akademis Abbott, yang diperoleh jurnalis James West dan dipublikasikan di situs Junkee dan The Guardian, menunjukkan betapa Perdana Menteri Australia ke-28 tersebut berjuang keras untuk mata kuliah filsafat, politik, dan ekonomi.
Transkrip nilai yang dikeluarkan The Queen College, Oxford, itu menunjukkan Abbott payah di bidang Filsafat Umum mulai Descardes hingga sekarang. Dia hanya mendapat nilai CCB.
Untuk mata kuliah Teori Politik, subyek yang dekat dengan bidangnya saat ini, dia mendapatkan nilai B++. Sedangkan untuk mata kuliah Moral dan Filsafat Politik, Abbott memperoleh nilai BBC.
Abbott muda menyelesaikan kuliahnya di "kelas dua" dengan predikat “Final Honour School of Philosophy, Politics, and Economics (PPE)".
Keraguan atas kecerdasan Abbott sebenarnya sudah disebut-sebut oleh penulis Inggris kelahiran Australia, Germaine Greer, beberapa pekan lalu. (Baca: SBY Belum Balas Surat, Oposisi Australia Khawatir)
“Bagi saya, misteri terbesar adalah Tony Abbott penerima beasiswa Rhodes,” kata Greer, yang menyebut Abbott “sangat bodoh”. Pernyataan itu sempat mengundang kemarahan kalangan Koalisi Australia. Namun transkrip yang diungkapkan pekan ini jelas menunjukkan Abbott bukanlah bintang intelektual di Oxford.
Nilai kelulusannya 2:2, yang pada zaman kelulusannya tahun 1983 disebut sebagai “Desmond” alias mahasiswa biasa-biasa. Berbeda dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron, dan politikus lainnya, yang mengambil jurusan filsafat, politik, dan ekonomi seperti dirinya.
Dokumen menunjukkan Abbott harus mengambil delapan mata kuliah untuk ujian akhir. Dua dalam filsafat, enam dalam politik. Abbott telah memiliki gelar ekonomi dari Universitas Sydney, sehingga tidak perlu ujian lagi.
Sistem penilaian Oxford berdasarkan abjad Yunani. Untuk menjadi yang pertama, haruslah mendapatkan beberapa nilai A. Sementara Abbott tidak ada sama sekali. Bahkan, untuk mata kuliah Filsafat Umum mulai dari Descartes sampai saat ini, nilainya adalah gamma, dengan kata lain berada pada tempat ketiga.
Yang mengejutkan bagi pengamat politik Australia adalah fakta bahwa kekuatan Abbott bukanlah filsafat, karena nilainya sangat jelek. Namun dia memperoleh nilai tinggi untuk Landasan Pemikiran Sosial dan Politik Modern. Secara keseluruhan, nilainya tidak terlalu mengecewakan untuk seorang sarjana Rhodes, tapi jelas bukan yang terbaik.
THE GUARDIAN | SYDNEY MORNING HERALD | NATALIA SANTI
Berita Terpopuler Lainnya
Tommy Soeharto Bantah Terima Suap dari Rolls-Royce
Inilah Cara NSA Sadap 50.000 Jaringan Komputer
Australia Khawatir Indonesia Berpihak ke Cina
3 Skenario PDIP agar Jokowi Jadi Presiden
Bangkok Situasi Darurat, Dubes RI Imbau WNI Patuh