TEMPO.CO, Manhattan - Vilma Bautista, mantan sekretaris mantan Ibu Negara Filipina Imelda Marcos, diputus bersalah oleh Pengadilan Kriminal Manhattan di New York. Ia dituding bersekongkol untuk menjual lukisan karya Claude Monet yang menghilang setelah suami Imelda, Ferdinand Marcos, digulingkan.
Bautista, 75 tahun, yang menjabat sebagai sekretaris Imelda di New York, menjual lukisan itu ke sebuah galeri di London pada 2010. Pemerintah Filipina, yang mengklaim sebagai pemilik sah lukisan itu, mengadukannya ke pengadilan.
Imelda Marcos menimbun banyak benda bernilai seni tinggi selama 20 tahun kediktatoran suaminya. Namun sebagian besar koleksinya raib setelah revolusi 1986, yang menggulingkan Marcos dari kekuasaan.
Pemerintah Filipina terus berusaha untuk mengumpulkan barang yang hilang dari benda-benda yang kini jadi milik mereka, termasuk sebuah townhouse di Manhattan. Bautista menjadi salah satu tersangka yang diawasi.
Ia diketahui menyimpan beberapa karya seni mahal. Empat lukisan--termasuk dua karya Claude Monet--diambil kembali oleh keluarga Marcos. Menggunakan dokumen palsu, Bautista menjual satu lukisan karya Monet berjudul Le Bassin aux Nymphease ke sebuah galeri di London seharga US $ 32 juta.
"Bautista dinyatakan bersalah mencoba untuk menjual karya seni yang ia miliki diam-diam selama beberapa dekade untuk memperkaya diri sendiri," kata jaksa Distrik Manhattan, Cyrus Vance Jr, dalam pernyataannya.
Dia juga dihukum karena pemalsuan dokumen dan pelanggaran pajak. Bautista kini menghadapi hukuman penjara di atas 5 tahun.
BBC | TRIP B