TEMPO.CO, Vatikan - Majalah Italia, Panorama, menerbitkan laporan bahwa National Security Agency Amerika Serikat juga menyadap pembicaraan telepon Vatikan. Menurut media itu, seperti dikutip Reuters, penyadapan dilakukan selama beberapa minggu dari tanggal 10 Desember 2012 hingga 8 Januari 2013, saat pemilihan Paus baru menggantikan Paus Benedictus XVI.
Penyadapan itu dikategorikan dalam empat kelompok, yakni kepemimpinan, ancaman terhadap sistem keuangan, kebijakan luar negeri, dan hak asasi manusia. Namun majalah ini tidak menyebutkan sumber-sumber dalam laporannya.
Seorang kardinal dari Argentina hanya mengatakan kepada majalah itu ia curiga panggilan teleponnya disadap hingga saat Paus Fransiskus terpilih sebagai paus yang baru. Namun juru bicara Vatikan mengatakan kepada majalah itu mereka tidak khawatir akan hal itu.
Menanggapi laporan itu, juru bicara NSA, Vines Vanee, membantah. "Badan Keamanan Nasional tidak pernah menargetkan Vatikan," kata dia, dalam sebuah e-mail kepada The Los Angeles Times. "Penegasan bahwa NSA telah menargetkan Vatikan, seperti diterbitkan di majalah Panorama Italia, adalah tidak benar."
Sepak terjang NSA dalam hal penyadapan menimbulkan kegemparan beberapa bulan ini. Terakhir, NSA diketahui menguping telepon seluler Kanselir Jerman Angela Merkel dan 34 pemimpin dunia lainnya. Laporan tersebut didasari dokumen yang dibocorkan mantan analis NSA, Edward Snowden.
Gedung Putih, Selasa lalu, mengatakan Presiden Barack Obama telah memerintahkan review penuh atas program itu dan sedang mempertimbangkan perubahan. Direktur Intelijen Nasional James Clapper membela diri bahwa penyadapan penting untuk melindungi warga AS dari tindak terorisme.
REUTERS | TRIP B