TEMPO.CO, Kairo - Pemimpin tertinggi Al Ikhwan Al Muslimun, Mohamed el-Beltagy, ditahan oleh Kepolisian Mesir. Dia merupakan orang terakhir yang ditahan terkait dengan dakwaan penyulut kekerasan di negeri itu, Rabu, 14 Agustus 2013.
Seperti dilaporkan televisi pemerintah setempat, Kamis, 29 Agustus 2013, Beltagy, bekas anggota Parlemen serta Pimpinan Partai Keadilan dan Kebebasan, ditahan di kantor Gubernur Giza di luar ibu kota Mesir, Kairo.
Beltagy diburu oleh aparat keamanan Mesir karena dia dituduh sebagai penyulut kekerasan yang menyebabkan lebih dari 800 orang tewas pada Rabu, 14 Agustus 2013.
Dalam sebuah pesan melalui rekaman video yang diudarakan Al Jazeera, dia mengatakan bahwa pihak berwenang sedang mencoba membalikkan "krisis politik" ke dalam masalah keamanan serta menuduh kelompok yang dipimmpinnya menyutradarai aksi terorisme.
"Jangan dungu atas kebohongan ini dengan cara memberikan label kepada kami sebagai pelaku terorisme, kekerasan, dan pembunuhan pada saat rezim pelaku kudeta tangannya tenggelam dalam darah," ucap el-Betalgy.
El-Beltagy kabur untuk bersembunyi pada awal bulan ini setelah pihak berwenang membubarkan dengan kekerasan terhadap para pendukung Presiden Mesir terguling 3 Juli 2013, Muhammad Mursi. Akibat represi aparat keamanan, ratusan orang tewas, termasuk putri el-Beltagy.
Hampir seluruh pimpinan tertinggi Al Ikhwan ditahan dalam kurun dua bulan sejak Presiden Muhamad Mursi digulingkan militer pada 3 Juli 2013.
Mohamed el-Badie, seorang pentolan Al Ikhwan, ditahan pada awal bulan ini. Dia bakal diseret ke meja hijau karena didakwa melakukan kejahatan dengan cara menyulut kekerasan disusul penahanan wakilnya, Rashad al-Bayoumi, ahli strategi Al Ikhwan, serta Khairat al-Shater, dan beberapa pejabat Al Ikhwan lainnya.
Mursi hingga kini tak jelas kondisinya. Tidak ada informasi mengenai presiden yang dipilih secara demokratis ini sejak dia dipaksa kehilangan jabatannya oleh militer pada 3 Juli 2013.
Lebih dari 60 anggota keluarga besar Al Ikhwan telah ditahan aparat keamanan, termasuk keluarga dekat para pemimpin organisasi ini. Putra Khairat el-Shater, seorang ahli strategi Al Ikhwan, ditahan pekan ini, sebagaimana Mohamed Soltan, warga negara Amerika Serikat, putra seorang juru bicara pemimpin Al Ikhwan Salah Soltan.
Al Ikhwan Al Muslimin dilarang selama beberapa dekade di bawah kepemimpinan bekas Presiden Husni Mubarak. Organisasi ini menjelma menjadi partai politik menyusul Revolusi 2011. Al Ikhwan berubah stasus secara legal dari lembaga swadaya masyarakat menjadi organisasi politik. Kini anggota Al Ikhwan menjadi momok Angkatan Bersenjata Mesir yang mendukung pemerintah untuk mengeluarkan pelarangan bagi Al Ikhwan menjadi partai politik.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terhangat:
Lurah Lenteng Agung | Pilkada Jatim | Konvensi Partai Demokrat
Berita Terpopuler
Foto Mesra, Bella dan Sang Jenderal Beredar Luas
Sehari Bersama Lurah Susan di Lenteng Agung
Khofifah Kalah di Pilkada Jatim? PKB: Tunggu Dulu
Hasil Lengkap Pilkada Jatim Versi Hitung Cepat LSI
Mahfud Md. Tolak Ikut Konvensi Demokrat