TEMPO.CO, Kairo - Pemerintah sementara Mesir menyebut stasiun TV lokal yang berafiliasi pada Al-Jazeera sebagai ancaman nasional. Penguasa mengatakan itu setelah stasiun TV lokal menyiarkan dalam bahasa Arab rekaman deklarasi para pemimpin Al-Ikhwan Al-Muslimun. Pemerintah berencana akan melarang sepenuhnya stasiun lokal tersebut untuk mengudara.
Sebelumnya, jaringan televisi yang berbasis di Qatar itu mengatakan, empat wartawan yang bekerja untuk layanan bahasa Inggris mereka telah ditangkap di Kairo.
Namun, tiga menteri dalam pemerintahan sementara Mesir menyatakan bukan karena siaran itu saja yang membuat mereka memberangus stasiun tersebut. Mereka menyebut Al-Jazeera Mubashir Misr "beroperasi secara ilegal, melanggar standar profesi, dan tanpa izin bekerja di Mesir". Selain itu, stasiun televisi tersebut diduga menggunakan transmisi satelit tanpa lisensi.
"Dan yang seperti kita tahu, mereka menyebarkan rumor dan klaim yang berbahaya bagi keamanan nasional Mesir dan mengancam kesatuan negara," demikian pernyataan pemerintah. Namun, rilis tersebut tak mengurai apa materi yang dianggap "berbahaya" itu. Instansi pemerintah yang tidak disebutkan namanya telah diperintahkan untuk menutup jaringan, demikian bunyi pernyataan itu.
Al-Jazeera dalam sebuah pernyataan mengatakan koresponden Wayne Hay, kamerawan Adil Bradlow, serta produser Russ Finn dan Baher Mohammed ditahan oleh pihak berwenang pada hari Selasa setelah meliput sebuah peristiwa di Kairo. Al-Jazeera bahasa Inggris menyatakan pemerintah Mesir bertanggung jawab atas keselamatan mereka selama berada dalam tahanan
Kantor Al-Jazeera Mubashir Misr Kairo diserbu dan ditutup bulan lalu, dan 28 stafnya ditahan sebelum kemudian dibebaskan.
AP | TRIP B