TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene, memastikan pemerintah Indonesia akan melakukan upaya perlindungan bagi warga negara Indonesia di Mesir. Sampai saat ini, kata Michael, belum ada laporan WNI yang menjadi korban.
"KBRI Mesir terus optimalkan upaya perlindungan," kata Michael saat dihubungi Kamis, 15 Agustus 2013. Dia menyatakan KBRI terus berkomunikasi dengan WNI yang berada di sana agar menjauhi lokasi-lokasi rawan. "Yang ada di daerah rawan agar dapat dipindahkan," ujar dia. Pihaknya belum mengkonfirmasikan apakah akan dilakukan evakuasi WNI atau tidak.
Pernyataan Michael Tene ini menanggapi kian memburuknya kondisi di Mesir. Jumlah korban yang tewas dalam rusuh di Mesir lebih dari 278 orang. Wakil Presiden Elbaradei juga memutuskan untuk mengundurkan diri. Tentara juga memberlakukan adanya kondisi darurat dan jam di 14 provinsi.
Sebelumnya, kondisi Mesir pun sempat memanas saat warga berunjuk rasa menuntut penurunan Presiden Husni Mubarak pada tahun 2011 lalu. Saat itu, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengevakuasi WNI dari Mesir karena situasi yang kian memburuk.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda sebagai Ketua Satuan Tugas Pemulangan Warga Indonesia dari Mesir. Sekitar 2.432 WNI dipulangkan menggunakan pesawat pada masa krisis Mesir itu. Menurut Michael pada 2011 lalu, pemulangan tersebut bersifat sukarela. Selain banyak yang ingin dievakuasi, ada sejumlah warga Indonesia yang masih memilih tinggal di Mesir dengan berbagai pertimbangan, misalnya urusan sekolah.
NINIS CHAIRUNNISA
Berita Terpopuler Lainnya
Pemerintah Mesir Terapkan Jam Malam di 14 Provinsi
Wakil Presiden Mesir Elbaradei Mundur
Polisi Eks Pacar Sisca Yofie Segera Disidang
Rudi Pernah Persilakan KPK Masuk ke SKK Migas