TEMPO.CO, London - Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengatakan Inggris akan "benar-benar tegas" dalam menghadapi ekstremisme. Ia menyatakan aparat keamanan tidak akan beristirahat sampai mereka berhasil mengungkap motif pembunuhan keji atas seorang tentara di London.
Cameron juga menyatakan "serangan memuakkan" itu tidak ada hubungannya dengan Islam, seperti yang diklaim pelaku. Menurutnya, tidak ada dalam ajaran Islam membenarkan pembunuhan seorang. "Kesalahan terletak semata-mata pada individu memuakkan yang melakukan serangan ini," katanya.
Ia menyatakan hal ini setelah pertemuan darurat pejabat senior, di tengah kekhawatiran serangan tambahan. Pemanggilan rapat krisis Kamis - yang kedua dalam waktu kurang dari 24 jam - menunjukkan betapa seriusnya pemerintah menyikapi hal ini. Seluruh pejabat terkait hadir dalam rapat itu.
Pembunuhan mengerikan itu terjadi di dekat barak Royal Artillery di Woolwich. Sebuah video yang direkam oleh salah satu dari dua pelaku segera setelah serangan itu mengesankan pelakunya adalah Muslim. "Kami bersumpah demi Allah kami tidak akan pernah berhenti memerangi kamu sampai Anda meninggalkan kami sendirian," katanya salah satu pelaku dengan pisau terhunus berlumuran darah. "Satu-satunya alasan kami membunuh orang ini ... adalah karena umat Islam sedang sekarat setiap hari."
Menteri Pertahanan Philip Hammond mengatakan bahwa pembunuhan itu adalah "insiden yang sangat mengejutkan" dan bahwa Inggris melindungi keselamatan pasukannya dengan "sangat serius."
Serangan itu memicu kecaman di seluruh dunia dan terutama di Inggris. Ratu Elizabeth II menyatakan keprihatinannya dan Pimpinan Partai Buruh Ed Miliband menyatakan bahwa "seluruh negeri mengutuknya."
Asisten Komisaris Simon Byrne, dari Kepolisian Metropolitan London menyerukan warga untuk tetap tenang. Kedua pria yang dicurigai sebagai pelaku dalam serangan itu ditembak oleh polisi dan kini berada di bawah penjagaan di rumah sakit setempat. Pihak berwenang belum merilis identitas mereka.
Media Inggris termasuk Sky dan Daily Mail menyebut salah satu tersangka sebagai Michael Adebolajo. Sementara sang korban adalah seorang prajurit yang amanya dirahasiakan sesuai keinginan keluarganya.
Ada kekhawatiran insiden brutal ini akan mengobarkan permusuhan terhadap Muslim. Itu sebabnya, Polisi Metropolitan mengerahkan polisi anti huru hara sebagai langkah pencegahan.
Dewan Muslim Inggris, setelah mengutuk apa yang disebutnya "tindakan yang benar-benar barbar yang tidak memiliki dasar dalam Islam." Lembaga ini mendesak Muslim dan non-Muslim "untuk bersatu dalam solidaritas untuk memastikan kekuatan kebencian tidak menang."
"Apa yang kita lihat sangat memuakkan, tindakan itu benar-benar keji. Ini murni kriminal, bukan aksi terorisme," kata komentator politik dan sosial, Mohammed Ansar pada CNN. Motivasi di balik apa yang terjadi masih belum jelas, katanya.
CNN | TRIP B