TEMPO.CO, Beijing - Parlemen Cina resmi menunjuk birokrat Li Keqiang sebagai perdana menteri baru negara tersebut, kemarin. Li, yang akan menduduki jabatan itu selama satu dekade, menghadapi tantangan untuk memimpin negeri di tengah transisi ini.
Cina mengharapkan keseimbangan pertumbuhan ekonomi, dengan konsumsi domestik, di mana kalangan menengah memainkan peran yang lebih besar. “Saya umumkan, kamerad Li Keqiang telah terpilih sebagai Perdana Menteri Republik Rakyat Cina,” kata Yan Junqi, Wakil Ketua Kongres Nasional Rakyat (NPC) di parlemen Cina.
Li, yang menjadi PM Cina ketujuh, menerima 2.940 dari 2.949 suara, dengan tiga penolakan dan enam suara abstain. Posisi perdana menteri secara teknis dinominasikan presiden, kemudian dipertimbangkan para legislator. Sama seperti Xi Jinping, yang terpilih sebagai presiden pada Kamis kemarin, pemilihan Li di NPC hanyalah formalitas untuk mengesahkan otoritas mereka.
Masa jabatan resmi adalah lima tahun, tapi biasanya langsung diteruskan ke lima tahun berikutnya. Pada masa lalu, perdana menteri adalah wajah pemerintahan. Ia tampil di muka umum saat bencana terjadi dan menenangkan rakyat.
Li, 57 tahun, fasih berbahasa Inggris—hal yang langka dalam kepemimpinan Cina. Dia akan mengawasi beragam portofolio urusan domestik dan ekonomi. Tantangan Li dalam memimpin negara terkaya kedua di dunia itu adalah pertumbuhan yang mulai melamban serta perlunya menyeimbangkan investasi, ekspor, dan konsumsi domestik.
Ketika Li masih menjadi Wakil PM Wen Jiabao sejak 2008, para pengamat telah memuji-muji keberhasilannya dalam menavigasi Cina di tengah krisis finansial global, serta mendorong restrukturisasi ekonomi. Master hukum dan dokter bidang ekonomi Universitas Peking itu disebut-sebut dalam bocoran kabel WikiLeaks 2007 sebagai “birokrat Partai yang baik”.
Li akan mengelola Dewan Negara—bersama sejumlah wakil—yang akan diumumkan hari ini, dan dewan-dewan negara, serta mengawasi puluhan kementerian dan komisi.
Sebagai putra pejabat partai dari provinsi miskin Anhui, Li pernah menjadi buruh zaman Revolusi Kebudayaan 1966-1976. Dia bergabung dengan Partai Komunis sejak 1976. Satu catatan buruk Li adalah ketika mengawasi Provinsi Henan pada 1990-an. Ia dikecam lantaran dianggap gagal menangani epidemik HIV/AIDS yang bersumber dari donor darah. Ketika itu, dia malah menangkapi para dokter, aktivis, dan media, bukannya menindak pejabat yang bertanggung jawab.
CNA | DAILY TELEGRAPH | XINHUA | NATALIA SANTI