TEMPO.CO, New Delhi - Perdana Menteri India Manmohan Singh mengatakan pada hari Selasa, tidak mungkin ada "bisnis seperti biasa" dengan Pakistan setelah bentrokan pekan lalu di perbatasan kedua negara di Kashmir. Dua tentara India diketahui tewas dan mayat salah seorang di antara mereka dimutilasi.
Berbicara kepada wartawan pada upacara untuk menandai Hari Angkatan Darat India, Singh mengatakan bahwa pembunuhan pada 8 Januari di pos perbatasan, di mana salah seorang tentaranya dipenggal kepalanya, adalah "tindakan barbar". Pernyataannya muncul setelah panglima militer India, Jenderal Bikram Singh, mengatakan, negaranya memiliki hak untuk membalas. Ia telah menginstruksikan komandan di lapangan untuk meladeni setiap provokasi agresif.
Singh sebelumnya mendorong upaya pemulihan hubungan dengan Pakistan. Langkahnya ini ditentang tidak hanya dari partai oposisi, tetapi juga oleh partai dalam koalisinya sendiri.
Pejabat intelijen militer India menyatakan kepada Reuters, tentara dari kedua belah pihak saling menembak selama lebih dari dua jam pada Selasa malam. Tidak ada yang cedera dan tidak ada properti yang rusak dalam insiden terbaru di Distrik Poonch itu.
Meskipun kedua belah pihak saling menyalahkan atas pecahnya kekerasan terburuk di daerah itu sejak gencatan senjata disepakati sembilan tahun yang lalu, analis mengatakan, gangguan dalam hubungan dua negara bertetangga ini sangat besar.
Menteri Luar Negeri India Salman Khurshid mengatakan, hubungan tidak bisa sama lagi setelah kejadian itu. "Tindakan tentara Pakistan bertentangan dengan semua norma internasional, tidak hanya merupakan provokasi serius, tetapi membawa kita untuk menarik kesimpulan yang tepat tentang seberapa serius Pakistan dalam upaya normalisasi hubungan dengan India," katanya.
REUTERS | TRIP B