TEMPO.CO , Beijing: Bank Indonesia dikabarkan mulai membeli obligasi di pasar antarbank di Cina guna memperluas kerja sama di antara kedua negara.
Bank Rakyat Cina, seperti dilansir Reuters, Senin, mengungkapkan bahwa pemerintah Cina mengizinkan bank sentral asing berinvestasi di pasar obligasi antarbank domestik negara itu sejak 2010.
Langkah tersebut merupakan bagian dari perluasan jaringan investasi pemegang aset yuan dan untuk mempromosikan penggunaan mata uang Cina kepada dunia internasional.
Cina dan Indonesia telah menandatangani perjanjian tukar-menukar mata uang senilai US$ 16 miliar atau 100 miliar yuan pada Maret 2009. Perusahaan-perusahaan di kedua negara didorong untuk menerima tagihan ekspor-impor dalam yuan.
Selain bank sentral, pemerintah Cina memperbolehkan kliring yuan di Hong Kong, Makau, dan bank asing yang membantu menyelesaikan perdagangan lintas batas dalam yuan untuk jual-beli obligasi antarbank di Cina.
Secara terpisah, manajemen Bank Indonesia mengatakan pembelian obligasi Cina merupakan upaya untuk memiliki cadangan devisa yang lebih beragam. Hingga Juni 2012, Bank Indonesia memiliki cadangan devisa sebesar US$ 106,5 miliar.
Menurut Bank Indonesia, investasi pembelian obligasi Cina dilakukan setelah dua bank sentral menandatangani perjanjian pada 21 Juni. Namun Bank Indonesia belum menjelaskan lebih detail berapa investasi yang telah ditanamkan untuk membeli obligasi Cina dan di bank mana obligasi tersebut ditempatkan.
Reuters | Wall Street Journal | Xinhua | Abdul Malik
Berita Lainnya:
Mukherjee Terpilih sebagai Presiden India
Xanana Tolak Minta Maaf kepada Fretilin
Kim Jong Un Mencoba Mereformasi Perekonomian
Pemerintah Burma Hadiri Peringatan Ayah Suu Kyi
Koalisi Sipil Minta Penyelidikan Internasional Kasus Rohingya
Suu Kyi Dapat Penghargaan di Amerika Serikat
Solusi Diskriminatif bagi Rohingya di Myanmar
Myanmar Kembali Bebaskan Tahanan Politik