Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, Selasa 17 April membantah tuduhan oleh mantan Ketua Kelompok Nuklir Prancis, Areva bahwa dia diduga membujuk menjual sebuah reaktor nuklir kepada Qadhafi sampai pertengahan 2010.
"Tak pernah ada pertanyaan apapun soal penjualan sebuah reaktor untuk Qadhafi," kata Sarkozy kepada radio Inter France, sepekan setelah Anne Lauvergeon, Kepala Eksekutif Areva hingga 2011, membuat klaim dalam sebuah wawancara di situs L'Express, Selasa pekan lalu.
Lauvergeon, dikenal sebagai "Anne Atomik", adalah penasehat top mantan Presiden Francois Mitterrand dari Sosialis dan telah dihapus dari kemungkinan menteri dalam masa depan pemerintahan Sosialis di bawah kandidat Francois Hollande.
Tuduhannya bisa dibaca sebagai tembakan politis menjelang Sarkozy dari konservatif bertarung dalam upaya yang sia-sia mempersempit dua digit untuk pemilihan presiden 6 Mei setelah didahului pemilihan ronde pertama pada Ahad nanti.
"Silakan beritahu saya bahwa jika ada satu kepala negara di dunia yang tidak berhubungan dengan Qadhafi dan siapa yang bertanggungjawab atas pengunduran dirinya dan nasibnya, maka itu adalah saya," tukas Sarkozy.
Sementara itu, menurut hasil poling terbaru, Sarkozy dan Hollande diperkirakan akan bersaing ketat dalam pemilu.
Jajak pendapat, dilgelar oleh Ipsos-Logica pada 13 dan 14 April yang dirilis Selasa pagi, menunjukkan kedua kandidat berkutat pada angka 27%. Hollande kehilangan 1,5 persentase poin dibandingkan dengan hasil pada jajak pendapat serupa sepekan sebelumnya. Adapun Sarkozy lebih parah karena kehilangan 2 persentase poin.
Dalam hal pemilihan babak kedua digelar pada awal Mei jika tak ada kandidat yang mengamankan suara 50% dalam pemilihan Ahad nanti, jajak pendapat menghasilkan Hollande bakal menang atas Sarkozy dengan margin 56% lawan 44%.
Euronews | Dow Jones | Reuters | Dwi Arjanto