TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengumumkan Jim Yong Kim sebagai orang yang dipilihnya sebagai Presiden Bank Dunia berikutnya, Jumat. Siapa dia sehingga Obama jatuh hati untuk mengirimnya sebagai kandidat bank yang mengemban misi pembangunan dunia itu?
Kim adalah lulusan sekolah dokter Harvard, antropolog, dan mantan pejabat Organisasi Kesehatan Dunia WHO. Namanya tak pernah muncul karena dia memang bukan 'lingkaran' Gedung Putih. Nama yang banyak disebut adalah Robert Zoellick; Menteri Luar Negeri Hillary Clinton; mantan penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Summers; Senator John Kerry; dan utusan PBB, Susan Rice.
Munculnya nama Kim disambut banyak pihak. Pengalaman Kim di WHO pas untuk posisinya memimpin bank dengan 'nasabah' 187 negara, yang misi utamanya adalah untuk memerangi kemiskinan dan meningkatkan pembangunan.
"Ini (pilihan) jauh lebih signifikan daripada nama yang muncul adalah orang dalam Gedung Putih," kata Heather Hurlburt, mantan pejabat pemerintah era Presiden Bill Clinton yang sekarang menjadi Direktur Eksekutif National Security Network yang progresif, kepada Yahoo News.
Hurlburt bertemu Kim sekitar sepuluh tahun yang lalu ketika ia bekerja dengan Bono atas prakarsa One, sebuah gerakan anti-kemiskinan. "Dia adalah seseorang yang sebenarnya telah melakukan pembangunan. Pernahkah kita memiliki presiden Bank Dunia yang spesialisasinya adalah pembangunan? Dia adalah seorang praktisi," katanya.
Bahkan mantan Presiden Bill Clinton turut memuji pilihan Obama pada Jim Kim. "Dia adalah seorang yang penuh inspirasi dan pilihan yang pas untuk memimpin Bank Dunia," katanya dalam sebuah pernyataan. Ia disebutnya berkomitmen dan memiliki kepemimpinan untuk pembangunan dan khususnya pelayanan kesehatan dan pengobatan AIDS di seluruh dunia.
Kim pindah ke Amerika Serikat dari Korea Selatan saat ia berusia lima tahun. Ia meraih gelar dokter dari Brown dan Harvard Medical School dan gelar doktor dalam antropologi di Harvard, dengan gelar PhD. Tesis difokuskan pada perusahaan farmasi. Dia juga penerima hibah 'jenius' MacArthur.
Pada 1980-an, ia berada di antara sekelompok kecil dokter dan antropolog yang bekerja di Haiti dan memulai sebuah organisasi berbasis komunitas kesehatan global yang disebut Partners in Health. Dia memimpin organisasi itu di Peru selama epidemi yang resistan terhadap obat tuberkulosis pada pertengahan 1990-an--ia membantu menegosiasikan harga yang lebih rendah dari perusahaan farmasi untuk membuat orang miskin memiliki akses pada pengobatan.
Dia dan Partners in Health kemudian diundang untuk mengobati tahanan Rusia di Tomsk yang telah terinfeksi penyakit ini. Baru-baru ini, Kim membidani inisiatif anti-HIV/AIDS di WHO.
"Pekerjaan Kim membantu dan mengubah tantangan berpikir dalam komunitas kesehatan dunia untuk melihat bahwa penyakit ini bisa diobati, dengan memperluas akses ke pengobatan yang efektif kepada orang miskin," kata Ophelia Dahl, direktur eksekutif dan salah satu pendiri Partners in Health.
TRIP B | YAHOO NEWS