TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menjelaskan ledakan yang terjadi di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris, Prancis, Rabu, 21 Maret 2012, bukan yang pertama kali. Pada 2004, ledakan serupa pernah terjadi dekat KBRI Paris. Tidak ada korban jiwa akibat ledakan serupa. "Saat itu tidak ada hasil investigasi yang konklusif," kata Marty di depan halaman kantor kepresidenan.
Pada 8 Oktober 2004, sebuah bom meledak pada hari Jumat. Tidak diketahui asal bom, tapi pemadam kebakaran setempat menyebutkan ada tujuh orang terluka, empat di antaranya staf.
Untuk ledakan yang terjadi hari ini, Marty mengatakan, belum dapat disimpulkan apakah sengaja diarahkan ke KBRI di Paris. Apalagi ledakan tidak terjadi di depan KBRI persis, melainkan beberapa meter di depannya.
Namun sudah ada beberapa langkah yang sedang dikerjakan Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar setempat. Pertama, mendalami terjadinya ledakan lebih lanjut. Kedua, bekerja sama dengan pihak kepolisian setempat untuk mengamankan, memastikan KBRI betul-betul aman, dan menginvestigasi pelaku dari ledakan itu.
"Apalagi, sebagai akibat dari ledakan ini, bukan saja KBRI Paris yang rusak, melainkan sejumlah gedung di sekitarnya," kata dia.
Ledakan terjadi pada pukul 05.20 waktu setempat atau pukul 11.20 WIB. Saat itu hari masih sunyi dan belum ada kegiatan di KBRI. Tidak ada korban jiwa dalam ledakan itu.
ARYANI KRISTANTI
Berita terkait
Menlu: Aktivitas KBRI Paris Tetap Normal
DPR Minta Prancis Usut Tuntas Bom KBRI
Bom di Depan KBRI Paris, Semua WNI Selamat
Kepala BIN: Bom Paris Bukan untuk KBRI
Pemerintah Telusuri Ledakan di KBRI Paris
KBRI Paris Dibom untuk Kedua Kalinya
Bom Meledak di Depan KBRI Paris