TEMPO.CO, Paris - Sebuah dewan kota di Prancis menghapus kata modemoiselle dari semua dokumen resmi karena dinilai "merendahkan dan berbau sensual". Lho?
Begitulah keputusan Dewan Fontenay-sous-Bois, di pinggiran Ibu Kota Paris, menyebut ungkapan tersebut--dalam bahasa Prancis setara dengan kata miss--sebagai diskriminasi terhadap perempuan dengan meminta mereka mengungkap bahwa mereka telah menikah.
Mulai hari ini, menurut ketua dewan, para pria dan wanita akan hanya mencentang boks-boks pertanyaan pria atau wanita.
Para pejabat juga melarang istilah nom de jeune fille, yang berarti "nama gadis", dari semua dokumen karena dinilai kuno dan berkonotasi dengan keperawanan. Sebaliknya, para wanita yang sudah mengubah nama keluarga mereka akan dimintai hanya "nama lahir" pada sejumlah dokumen.
Seorang juru bicara dewan kota kemarin berkata, "Tak ada alasan bagus mengapa para perempuan harus mengungkapkan status perkawinan mereka, sementara para pria tidak. Ini sudah usang dan tidak adil."
Sebelumnya, Cesson-Sevigne telah melarang ungkapan modemoiselle itu dua bulan lalu setelah mendapat tekanan dari sebuah kelompok wanita lokal. Angin segar buat para feminis tersebut muncul setelah Menteri Solidaritas Prancis Roselyne Bachelot menuntut hukum nasional melarang titel-titel "diskriminatif" tahun lalu.
DAILY MAIL | DWI A