TEMPO.CO, Stockholm - Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan akan menghantam balik Argentina atas rencana negeri itu melakuan protes ke Dewan Keamanan PBB melawan militerisasi Inggris atas Falklands.
Pernyataan keras itu disampaikan Kamis, 9 Februari 2012, sehubungan dengan sikap Argentina mengenai kehadiran militer Inggris di Falklands yang pernah menjadi pemicu perang 30 tahun silam.
Presiden Argentina Cristina Fernandez menuduh Inggris telah melakukan militerisasi kawasan Atlantik Selatan. Tuduhan keras, Kamis, itu menyusul kabar dari berbagai media yang menyebutkan Inggris telah mengirimkan kapal selam nuklirnya di kawasan Atlantik Selatan.
Fernandez katakan, pemerintahnya akan mengajukan keberatan atas kehadiran armada laut Inggris ke PBB, Jumat ini. "Kawasan tersebut merupakan zona bebas armada nuklir," ujarnya.
Inggris dan Argentina pernah terlibat perang terbuka guna memperebutkan Kepulauan Falklands yang disebut Argentina dengan nama Malvinas pada 1982. London menolak membicarakan kedaulatan kepulauan tersebut sesuai tuntutan Argentina, kecuali diminta oleh 3.000 warga setempat.
Ketegangan kedua negara meningkat menjelang peringatan 30 tahun perang Falklands yang akan diselenggarakan tahun ini. Selama ini, sejumlah perusahaan minyak Inggris telah beroperasi di kepulauan kaya minyak.
"Argentina akan menemukannya ketika beliau pergi ke PBB. Hal tersebut (keberadaan Inggris di Falklands) sesungguhnya sesuai dengan Piagam PBB kecuali ada penentuan nasib sendiri oleh warga setempat," kata Cameron dalam acara jumpa pers seusai mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin di Norwegia dan Baltik. "Rakyat di Kepulauan Falklands sangat ingin berhubungan dengan Inggris Raya."
"Selama ini warga di Kepulauan Falklands membutuhkan status. Kami yakinkan bahwa semua itu bakal mereka dapatkan. Kami akan mempertahankan dan memastikan Kepulauan Falklands untuk mereka," ucapnya, yang ditujukan untuk pertama kalinya sekaligus menanggapi pernyataan Fernandez.
Inggris menolak tuduhan Fernandez yang menyebutkan negeri itu melakukan militerisasi di Atlantik Selatan. Menurut juru bicara Downing Street, pemerintahnya hanya "bersikap mempertahankan" atas pulau-pulau kecil di sana. Fernandez juga menuduh Inggris telah mengirimkan armada perangnya, yakni kapal perusak HMS Dauntless, ke kawasan tersebut serta mengkritik kehadiran Pangeran William yang mengenakan seragam militer saat mengendalikan helikopter tempur Inggris di sana.
REUTERS | CHOIRUL