TEMPO.CO , ANKARA:- Dalam hitungan jam setelah Rusia dan Cina memveto resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menghukum Suriah, Jenderal Mustafa al-Sheikh, yang membelot ke kubu oposisi, mengungkapkan bahwa kekuasaan Presiden Bassar al-Assad akan runtuh dalam hitungan hari atau minggu.
Jenderal paling senior yang menjadi pengungsi di Turki ini beralasan, angkatan bersenjata Suriah yang mendukung Assad sudah tidak siap untuk bertempur. Bahkan sudah banyak yang membelot ke kubu pemberontak.“Angkatan bersenjata akan runtuh dalam bulan Februari ini,” kata Al-Sheikh dalam konferensi pers di Turki Ahad 5 Februari 2012.
Menurut Al-Sheikh, persentase jumlah personel angkatan bersenjata Suriah yang siap bertempur tinggal 32 persen, sedangkan kesiapan perlengkapan perang sekitar 40 persen. Pasukan Assad, ujar dia, akan mengirim elemen dari milisi Shabiha dan Alawite untuk mengimbangi, tapi pasukan pemerintah tak akan mampu bertahan lebih dari satu bulan ini. “Beberapa elemen pasukan itu meminta bantuan ke FSA untuk berbelot,” ujarnya.
Pekan lalu, pemimpin oposisi Suriah, Kolonel Riyad al-Asad, mengatakan bahwa sekitar setengah dari wilayah Suriah sudah tidak lagi di bawah kekuasaan pasukan Assad.
Bentrokan antara pasukan pemerintah Suriah dan pembelot pun pecah setelah gagalnya hukuman dijatuhkan kepada pemerintah Suriah oleh Dewan Keamanan PBB. Sedikitnya sembilan tentara Suriah tewas dan 21 orang terluka dalam bentrokan di Provinsi Idlib kemarin. Seorang anak berusia 14 tahun juga tewas akibat senjata pasukan keamanan yang ditembakkan ke arah demonstran di pinggiran Kota Damaskus.
Situasi Suriah sepertinya semakin tak aman. Anggota pejabat senior Hamas, kelompok milisi Palestina, Imad al-Alami , telah meninggalkan Suriah. Menurut pejabat Hamas kemarin, pemerintah Suriah tidak dapat menjamin keselamatannya selama di Damaskus. Ia diperkirakan tiba di Gaza sehari kemudian.
Berang atas gagalnya penjatuhan sanksi kepada rezim Assad oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, para oposisi menggelar demonstrasi di tujuh kedutaan Suriah, yakni di London (Inggris), Canberra (Australia), Kairo (Mesir), Berlin (Jerman), Athena (Yunani), Tunis (Tunisia), dan Tripoli (Libya).
Dalam aksi di kedutaan Suriah di Canberra, demonstran yang marah merusak isi gedung berat akibat amarah para demonstran. Di London, polisi menangkap 12 demonstran. Hal serupa terjadi di Berlin dan Athena.
Sekitar 300 demonstran pelarian dari Suriah dan warga Libya yang mendukung perjuangan mereka telah menguasai kedutaan Suriah di Tripoli dan menggantungkan bendera oposisi di pagar gedung kedutaan.
AP | HAARETZ | JERUSALEM POST | CNN | MARIA RITA