TEMPO.CO , Stockholm - Alih-alih melakukan khotbah dan pembacaan doa secara hikmat, sebuah gereja di Stockholm, Swedia, justru disulap baik lantai dansa. Selain lampu disko yang berkilat-kilat, kebaktian juga dilakukan dengan iringan musik techno.
Dentuman musik keras, diikuti lenggokan para jemaat. Sebelum pendeta menyampaikan siraman rohani, sekelompok muda-mudi menari dari arah pintu depan. Jemaat bersorak, beberapa mengeluarkan siulan keras.
Pemandangan ini, rutin ditemukan setiap pekan di All Saints Church. Pencetus ide ini adalah pendeta Olle Idestrom.
Dia melihat, jumlah jemaat muda di gereja itu terus berkurang. Menurutnya, tanpa melakukan terobosan apapun, kaum muda makin enggan mendatangi kebaktian.
Maka, bersama aktivis gereja lain, mereka mengganti model misa tradisional. Himne rohani juga diaransemen ulang musiknya.
"Kita perlu mengembangkan layanan, karenanya kami membuat kebaktian khusus bagi anak muda, khususnya yang suka aliran musik techno," katanya.
Dari mulut ke mulut, gereja ini kian populer di kalangan anak muda kota itu. Hingga tiap waktu kebaktian, selalu dipadati jemaat. "Sungguh sangat menyenangkan. Ini baru 'nendang'," kata Ella Schwarz, 15 tahun.
TRIP B |THE SUN