TEMPO Interaktif, Hanoi - Polisi Vietnam hari Minggu menahan pengunjuk rasa anti-Cina di Hanoi. Pengunjuk rasa itu menentang perintah pemerintah untuk mengakhiri demonstrasi yang telah berjalan tiga bulan.
Seorang saksi mengatakan polisi berpakaian preman memaksa sekitar 40 demonstran ke dua bus umum dan mengusir mereka. Seorang blogger yang telah mencatat rentetan demonstrasi dan memiliki kontak dengan para pengunjuk rasa mengatakan sedikitnya 19 orang berada di salah satu bus.
Peristiwa itu merupakan demonstrasi anti-Cina ke-11 dalam serangkaian protes publik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Unjuk rasa itu terjadi hampir setiap Minggu sejak awal Juni. Pengunjuk rasa menentang pelanggaran kedaulatan negara mereka oleh Cina di Laut Cina Selatan.
"Kami sangat prihatin bahwa demonstran ditangkap oleh polisi dan menyerukan pembebasan segera mereka," kata Phil Robertson, wakil kepala Human Rights Watch untuk Asia.
"Pengunjuk rasa ini tak melakukan kesalahan apa pun, polisi harus membebaskan mereka tanpa syarat."
Pemerintah Kota Hanoi pada hari Kamis telah mengeluarkan perintah untuk mengakhiri "pertemuan, demonstrasi dan pawai spontan" dan mengancam mengambil "langkah yang diperlukan" terhadap mereka yang menentang perintah itu.
Sebagai tanggapan atas perintah itu, 25 intelektual terkemuka dan mereka yang terkait ke demonstrasi menulis petisi kepada Komite Rakyat Hanoi yang menyatakan perintah itu tidak konstitusional. Surat itu diposting secara online.
Demonstrasi anti-Cina dimulai setelah pemerintah Vietnam mempublikasikan sebuah kasus pada akhir Mei yang menyebutkan kapal patroli Cina melecehkan kapal survei seismik Vietnam yang beroperasi di perairan Vietnam.
Selain Vietnam dan Cina, empat negara lainnya - Brunei, Malaysia, Taiwan dan Filipina - juga bersaing mengklaim bagian dari Laut Cina Selatan.
REUTERS | EZ