TEMPO Interaktif, Oslo - Seorang pria yang mengenakan seragam polisi melepaskan tembakan ke sebuah kamp pemuda yang sedang menggelar acara partai berkuasa Norwegia, Jumat, 22 Juli 2011. Aksi yang menewaskan 10 orang itu terjadi beberapa jam setelah sebuah bom menewaskan 7 orang di distrik pemerintah di ibu kota Oslo.
Saksi mengatakan, pria bersenjata, yang diidentifikasi oleh polisi sebagai warga Norwegia berusia 32 tahun, bergerak melintasi pulau kecil Utoeya dan menembak secara acak kepada anak-anak muda yang berkumpul untuk pertemuan kelompok pemuda Partai Buruh Perdana Menteri Jens Stoltenberg.
Televisi Norwegia TV2 mengatakan pria itu digambarkan memiliki perawakan tinggi dan pirang serta memiliki hubungan dengan ekstremisme sayap kanan.
Aksi itu adalah serangan terbesar di Eropa Barat sejak peristiwa pengeboman sarana transportasi London di 2005 yang menewaskan 52.
"Saya melihat anak-anak muda berlarian, melompat ke dalam air," kata Kristine Melby, seorang saksi mata kepada Al Jazeera. "Kami mendengar orang-orang berteriak."
Banyak anak muda mencari persembunyian di gedung saat tembakan menggema di seluruh pulau itu. Ada pula yang berlari ke dalam hutan atau mencoba berenang ke tempat yang aman.
"Terdengar banyak tembakan. Kami bersembunyi di bawah tempat tidur. Ini sangat menakutkan," kata seorang wanita muda di kamp itu kepada televisi British Sky.
Polisi menangkap pria bersenjata yang mereka percaya terkait dengan pengeboman itu. Polisi juga menemukan bahan peledak yang belum meletus di pulau itu.
Sementara bom mengguncang pusat kota di sore hari, menghancurkan jendela gedung perdana menteri dan merusak bangunan kementerian keuangan dan minyak. Stoltenberg tidak di dalam gedung pada saat itu.
"Orang-orang berlarian panik," kata pengamat Kjersti Vedun.
Polisi menyarankan orang untuk mengungsi dari pusat Kota Oslo, dan beberapa tentara mengambil posisi di jalanan. Ibu kota yang biasanya tenang dicengkeram rasa takut akan serangan baru. Jalan-jalan penuh dengan batu, pecahan kaca dan baja bengkok.
"Ini adalah peristiwa paling kejam yang menyerang Norwegia sejak Perang Dunia II," kata Geir Bekkevold, seorang anggota parlemen oposisi dari Partai Rakyat Kristen.
"Saya berpesan untuk orang yang menyerang kita dan mereka yang berada di balik ini," kata Perdana Menteri Stoltenberg dalam konferensi pers yang disiarkan televisi. "Tidak seorang pun membom kita agar diam, tidak seorang pun menembak kita agar diam."
Dia menolak berspekulasi tentang siapa yang telah terlibat.
REUTERS | EZ