Menteri Dalam Negeri Irak, Jawad al-Bolani kepada The Associated Press mengatakan, pemboman yang gagal di akhir pekan lalu di Stockholm diduga merupakan satu dari sekian rencana pengeboman. Menteri Luar Negeri Irak Hoshyar Zebari, dalam wawancara telepon dari New York, menyebutnya sebagai "ancaman kritis."
Keduanya, al Bolani dan Zebari mengatakan Irak telah memberitahu Interpol sejumlah dugaan tersebut, dan memberitahu pihak berwenang di Amerika dan negara-negara di Eropa tentang kemungkinan bahaya tersebut. Baik negara yang resmi ditetapkan, atau negara-negara di Eropa diduga menjadi target pengeboman.
Tidak ada cara untuk memverifikasi klaim pemberontak. Namun para pejabat kontraterorisme Barat umumnya dalam siaga tinggi selama musim liburan, terutama karena serangan yang gagal tahun lalu oleh Umar Farouk Abdulmutallab, bomber yang mencoba meledakkan sebuah pesawat Detroit pada Hari Natal.
Al-Bolani mengatakan beberapa gerilyawan mengaku menjadi bagian dari sel yang menerima perintah langsung dari kepemimpinan pusat al-Qaida. Dia mengatakan sedikitnya salah satu tersangka ditangkap adalah seorang pejuang asing dari Tunisia.
Pengakuan adalah hasil dari operasi baru-baru ini oleh pasukan keamanan Irak. Jaringan antara kepemimpinan pusat al-Qaida, yang diyakini bersembunyi di Pakistan, dan kelompok organisasi teror di Irak melemah dalam beberapa tahun terakhir. Namun, al-Bolani mengatakan, jika klaim itu benar, maka hal itu menunjukkan bahwa al-Qaida tetap hadir di Irak.
"Beberapa anggota kelompok teroris ini memiliki hubungan langsung dengan para pemimpin utama organisasi al-Qaida," kata al-Bolani.
Zebari, yang berada di New York untuk pertemuan Dewan Keamanan Amerika, mengatakan ia memberitahu "negara-negara yang bersangkutan." Dia menyebutkan Amerika Serikat, tapi tidak menyebutkan negara-negara di Eropa yang dimaksud.
AP | HAYATI MAULANA NUR