“Saya membayangkan kesuksesan pemilu otomatis lebih penting ketimbang waktu,” kata juru bicara Presiden Filipina Gloria Arroyo, Gary Olivar, Rabu (5/5).
Dia menambahkan, “tidak ada yang diuntungkan jika terjadi kecurangan, jika masalah teknis ini membutuhkan waktu dan memaksa kita untuk menunda, itu bukan keputusan yang tak masuk akal.” Pernyataan Olivar ini muncul hanya sehari setelah Komisi Pemilu mengumumkan terjadinya kerusakan software di kartu memori sejumlah mesin penghitung suara dan harus diganti.
Masalah kartu memori, dimana menyebabkan mesin tak bisa membaca nama-nama kandidat di atas kertas suara, diketahui saat komisi melakukan uji coba tahap akhir Senin lalu.
Namun kerusakan ini, kata komisi, diupayakan tidak menghambat pelaksanaan pemilu, yakni 10 Mei mendatang.
STRAITS TIMES | SUNARIAH