TEMPO Interaktif, Dubai - Interpol akan membantu penangkapan Mossad, Badan Intelejen Israel, jika mereka terbukti bertanggung jawab atas pembunuhan seorang komandan Hamas di Dubai, kata Kepala Polisi Emirat Arab hari ini atau Kamis (18/2) waktu setempat.
Dalam komentar yang akan ditayangkan di TV Dubai, Letnan Jenderal Dahi Khalfan Tamim meminta Interpol untuk mengeluarkan "pemberitahuan penting terhadap kepala Mossad, sebagai seorang pembunuh dalam kasus ini terbukti kemungkinan Mossad berada di balik kejahatan yang terjadi sekarang" .
Tekanan internasional meningkat terhadap agen intelejen Israel yang dituduh berpartisipasi dalam pembunuhan. Wajah-wajah dari 11 orang yang diduga kuat terlibat muncul di website Interpol pagi ini, 48 jam setelah pihak berwenang di Uni Emirat Arab mengeluarkan surat perintah penangkapan atas pembunuhan Mahmoud al-Mabhouh.
Pelanggaran mereka terdaftar sebagai "kejahatan terhadap kehidupan dan kesehatan". Kelompok ini dituduh memasuki negara Emirat dengan memalsukan dan mencuri identitas dengan menggunakan pasport Eropa, membunuh para militan di hotel dan kemudian melarikan diri dari negara itu pada 19 Januari. Kemungkinan rincian buronan akan dirilis di seluruh dunia untuk menangkap dan mengekstradisi para buronan ini.
Tamim mengatakan bahwa pihak berwenang Dubai hampir yakin bahwa Mossad berada di belakang pembunuhan Mabhouh, sebagai insiden mengancam akan berubah menjadi pertikaian diplomatik antara Israel dan Britania atas penggunaan paspor palsu Inggris.
"Penyelidikan kami mengungkapkan bahwa Mossad terlibat dalam pembunuhan terhadap Mahmoud al-Mabhouh. Ini adalah 99%, jika tidak 100%, bahwa Mossad berdiri di belakang pembunuhan itu," Tamim mengatakan kepada surat kabar Nasional di Uni Emirat Arab.
Duta Besar Israel, Ron Prosor, berada di luar negeri pagi ini untuk pertemuan singkat untuk "berbagi informasi" mengenai pembunuh 'penggunaan identitas curian dari enam warga negara Inggris yang tinggal di Israel, sebagai bagian dari pembunuhan yang dirancang dengan teliti di sebuah hotel mewah di Mabhouh bulan lalu.
"Setelah menerima undangan tadi malam, saya bertemu dengan Sir Peter Ricketts, wakil-jenderal menteri luar negeri Inggris," kata Prosor setelah pertemuan.
David Miliband, sekretaris asing, bersikeras dia bertekad untuk "sampai ke dasar" menyelidiki bagaimana pemilik palsu paspor Inggris bisa terlibat dalam pembunuhan. Ia berkata bahwa ia "berharap dan berharap" bahwa Tel Aviv akan bekerjasama sepenuhnya dalam penyelidikan ini.
Gordon Brown kemarin meminta investigasi penggunaan paspor palsu ini. Kedutaan Besar Inggris di Tel Aviv juga menghubungi warga negara Inggris yang terkena dampak kasus ini.
Seorang pejabat Uni Emirat Arab mengatakan jumlah tersangka dalam pembunuhan itu melebar setidaknya hingga 18 orang. Pejabat itu mengatakan telah diidentifikasi sebanyak 11 orang yang terjaring minggu ini, termasuk dua warga Palestina ditahan. Terdapat dua wanita dari para tersangka.
Surat kabar Israel Haaretz menyebut dua orang Palestina itu adalah Ahmad Hasnin, intelijen Palestina, dan Anwar Shekhaiber, seorang pegawai Otoritas Palestina di Ramallah. Mereka ditahan di ibu kota Yordania, Amman, dan diekstradisi ke Dubai. Keduanya bekerja untuk sebuah perusahaan properti di Dubai milik seorang pejabat senior Fatah, faksi politik yang dipimpin oleh Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Menteri luar negeri Israel, Avigdor Lieberman, mengatakan tidak ada bukti bahwa Mossad Mabhouh terlibat dalam pembunuhan di sebuah hotel di Dubai bulan lalu, tetapi menambahkan bahwa Israel memiliki kebijakan "ambiguitas" pada masalah-masalah intelijen.
GUARDIAN | HAYATI MAULANA NUR