Menurut menteri transportasi dan pekerjaan umum Ghazi Aridi, pesawat Boeing 737-800 terbang sekitar pukul 7.30 waktu setempat untuk tujuan ibu kota Addis Ababa. Penyebab kecelakaan hingga kini belum diketahui, namun polisi mengesampingkan dugaan karena serangan teroris. Sejak Ahad kemarin, langit Beirut gelap disertai hujan lebat.
"Cuaca sangat buruk," kata Aridi kepada wartawan yang berkumpul di bandara. Dia menambahkan, pesawat jatuh di 2 mil laut atau 3,5 kilomter perairan Lebanon.
Salah seorang penumpang pesawat naas adalah istri duta besar Perancis untuk Lebanon. Tetapi pejabat keduataan tidak bersedia menyebutkan nama korban karena diangap sensitif. Pemerintah Lebanon mengerahkan sejumlah helikopter dan kapal angkatan laut untuk menemukan bangkai pesawat yang masuk ke dalam laut.
Sementara itu, dalam situsnya maskapai penerbangan Ethiopia membenarkan adanya kecelakaan yang menimpa salah satu pesawatnya, "Sebuah tim telah siap memberikan informasi bertalian dengan kecelakaan itu," demikian pernyatan tersebut. "Kami telah mengirimkan sebuah tim ke tempat kejadian dan akan memberikan informasi lebih lanjut."
Pemandangan memilukan nampak di badara Beirut. Kerabat para penumpang mulai berdatangan di bandara sejak Senin pagi, banyak dari mereka menangis dan saling berpelukan. Untuk itu, petugas membawa mereka ke tempat VIP.
Dalam penerbangannya ke Addis Ababa, Ethiopian Airlines membawa 90 orang, terdiri dari 83 penumpang dan 7 awak. Menurut Aridi penumpang yang berhasil diidentifikasi adalah 54 penumpang asal Lebanon, 22 Etiopia, satu Irak, satu Suriah, satu Kanada, satu Rusia, seorang wanita Perancis dan dua Inggris keturunan Lebanon.
AP | CHOIRUL