TEMPO Interaktif, Taipei – Kota terbesar kedua di Taiwan menayangkan film tentang pemimpin Uighur Rebiya Kadeer. Hal ini membuat Cina geram, setelah sebelumnya Taiwan menerima kunjungan Dalai Lama ke pulau itu.
Film dokumenter itu akan empat kali diputar pada Hari Selasa dan Rabu menjelang festival film tahunan di Kaohsiung, kota pelabuhan Taiwan selatan. Acara ini didukung Wali kota Chen Chu dari partai oposisi anti Cina. "Untuk menarik tirai atas kontroversi ini sesegera mungkin, film akan diputar lebih cepat dari jadwal," kata wali kota.
Para pejabat Cina mengatakan bahwa Kadeer, mantan pengusaha yang kini memimpin kelompok pengasingan Kongres Uighur Dunia, merancang kekerasan etnis pada bulan Juli di Xinjiang, yang menimpa etnis Uighur di sebagian besar wilayah barat laut Cina dan menewaskan sekitar 200 orang. Kadeer sendiri menyangkal tuduhan itu.
Televisi pemerintah Cina melaporkan bahwa badan pemerintah yang bertanggung jawab atas urusan Taiwan mengecam keputusan untuk menampilkan film itu. "Kami mendesak Kaohsiung untuk tidak berpegang teguh pada keputusan ceroboh ini dan mengganggu hubungan lintas selat," laporan televisi itu mengutip Kantor Urusan Taiwan.
Cina telah mengklaim kedaulatan atas Taiwan sejak 1949, ketika pasukan Mao Zedong memenangkan perang sipil Cina dan Nasionalis Chiang Kai-shek melarikan diri ke pulau. Tapi kedua belah pihak telah bekerja sama sejak pertengahan 2008 untuk memperbaiki hubungan.
AP| NUR HARYANTO