Dapatkah perintah evakuasi Israel dipercaya?
Tentu saja tidak. Militer Israel memiliki sejarah Panjang dalam menyesatkan warga sipil dengan perintah evakuasi, menyerang daerah yang jauh dari yang telah ditentukan.
Kementerian Dalam Negeri Gaza meminta warga sipil Palestina pada Minggu, 6 Oktober 2024, untuk mengabaikan perintah Israel untuk mengevakuasi daerah mereka dan pindah ke selatan, lapor Anadolu Agency.
"Klaim Israel tentang adanya zona aman di Gaza selatan adalah bohong karena Israel melakukan kejahatan dan pembantaian di seluruh wilayah kantong tersebut," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
"Kami menyerukan kepada warga di Gaza utara untuk mengabaikan ancaman Israel untuk mengevakuasi rumah mereka dan menuju ke selatan," tambahnya.
Tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru pada Minggu bagi warga sipil Palestina di Gaza utara untuk meninggalkan rumah mereka dan pindah ke daerah-daerah yang ditunjuk oleh tentara Israel sebagai "zona aman" di Gaza tengah dan selatan.
Organisasi-organisasi hak asasi manusia dan pengamat internasional telah mengutuk perintah yang tidak berperikemanusiaan dan penderitaan massal yang diakibatkannya terhadap warga Palestina. Selain itu, warga Palestina sering diserang oleh militer Israel baik dalam perjalanan menuju "daerah aman" maupun setelah mereka tiba di sana.
Juli lalu, tentara Israel menggempur kamp-kamp pengungsian warga sipil di al-Mawasi di Gaza selatan, menewaskan lebih dari 90 orang Palestina dan melukai hampir 300 orang lainnya, demikian menurut sumber-sumber resmi Palestina.
Hal ini juga terbukti di pinggiran Selatan Beirut, di mana pada Kamis, 5 Oktober, IOF mengeluarkan perintah evakuasi untuk Pinggiran Selatan Beirut tetapi akhirnya menyerang pusat kota Beirut, menargetkan sebuah pusat kesehatan di Bachoura - sebuah daerah yang tidak termasuk dalam peringatan. Sebuah fasilitas kesehatan dihantam dalam serangan tersebut, dan tujuh petugas kesehatan dari Asosiasi Kesehatan Islam terbunuh.