TEMPO.CO, Jakarta - Militer Israel mengklaim pada Kamis menyerang markas intelijen Hizbullah di ibu kota Lebanon, Beirut, ketika pasukan Zionis menginvasi di perbatasan kedua negara dan pesawat tempur membombardir benteng Hizbullah di seluruh Lebanon.
Sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan bahwa targetnya adalah sebuah bangunan yang dievakuasi yang merupakan kantor hubungan media kelompok tersebut.
Israel menyuruh masyarakat Lebanon untuk mengevakuasi lebih dari 20 desa dan kota Nabatiyeh.
"Demi keselamatan Anda sendiri, Anda harus segera mengevakuasi rumah Anda dan menuju ke utara Sungai Awali. Selamatkan hidup Anda," kata juru bicara militer Avichay Adraee di X.
Israel mengumumkan pekan ini bahwa pasukannya telah memulai “serangan darat” ke beberapa bagian selatan Lebanon, yang merupakan markas Hizbullah. Ini setelah berhari-hari melakukan pengeboman besar-besaran terhadap wilayah Hizbullah berkuasa.
Pengeboman tersebut telah menewaskan lebih dari 1.000 orang, menurut kementerian kesehatan Lebanon, dan memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka di negara yang sudah terperosok dalam krisis ekonomi dan politik.
Israel yang melakukan genosida di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, mengatakan pihaknya mengalihkan fokusnya untuk mengamankan perbatasan utara. Israel memastikan kembalinya lebih dari 60.000 orang yang kehilangan tempat tinggal akibat serangan Hizbullah selama setahun terakhir.