TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa 28 petugas kesehatan telah tewas dalam 24 jam terakhir di Lebanon, di mana Israel telah melancarkan serangan udara dan mengirim pasukan untuk memerangi Hizbullah dalam konflik yang meningkat.
"Banyak petugas kesehatan [lainnya] yang tidak melapor untuk bertugas dan melarikan diri dari daerah tempat mereka bekerja karena pengeboman," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah konferensi pers daring, seperti dikutip Al Jazeera.
"Hal ini sangat membatasi penyediaan manajemen trauma massal dan kontinuitas layanan kesehatan," katanya. Badan kesehatan global tersebut tidak akan dapat mengirimkan pengiriman besar pasokan trauma dan medis ke Lebanon pada Jumat karena pembatasan penerbangan, tambahnya.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan bahwa Israel telah melanggar hukum kemanusiaan internasional dengan membunuh para petugas kesehatan di pusat kota Beirut.
Militer Israel "sekali lagi menargetkan petugas kesehatan semalam di pusat kota Beirut", kata Borrell.
Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad mengatakan pada Kamis bahwa 97 petugas medis telah terbunuh dan puluhan klinik kesehatan diserang sejak dimulainya serangan udara Israel di Lebanon.
Koordinator kemanusiaan PBB untuk Lebanon mengatakan bahwa kebutuhan krusial bagi orang-orang yang berada di bawah gempuran Israel di negara itu termasuk air, makanan, dan tempat penampungan yang aman.
"Ini benar-benar bencana besar. Ini sudah berlangsung selama hampir satu tahun dan tingkat kebutuhan dalam 10 hari terakhir sangat dramatis. Kita berbicara tentang satu juta orang yang mengungsi dan membelot," kata Imran Riza kepada Al Jazeera.
Dia mencatat sekitar 1.000 orang telah terbunuh dalam dua minggu terakhir dengan jumlah petugas kesehatan yang tewas dalam serangan Israel melonjak hingga 50 persen.
"Di satu sisi kami membutuhkan sumber daya, di sisi lain kami membutuhkan akses - akses yang aman - dan di sini kami membutuhkan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional. Kami membutuhkan orang-orang untuk dapat bergerak dengan aman ke arah kami, dan bagi kami untuk dapat bergerak ke arah mereka yang tidak dapat bergerak."
Pilihan Editor: Sekitar 25 WNI Sudah Dievakuasi dari Lebanon